Perencanaan Asuransi Jiwa

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa meninggal/cacatnya si pencari nafkah utama dapat menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya tujuan perencanaan keuangan yang telah ditetapkan. Selain itu, risiko penyakit kritis juga dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah aset yang telah terkumpul, sehingga target tujuan keuangan tidak dapat direalisasikan. Untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, dibutuhkan perencanaan asuransi jiwa yang matang, agar keluarga yang ditinggalkan oleh si pencari nafkah utama dapat melanjutkan kehidupan mereka dengan tenang dan target tujuan keuangan tetap dapat tercapai.

Secara umum, ada tiga pendekatan perhitungan perencanaan asuransi jiwa, yaitu pendekatan pendapatan klien/tertanggung (multiple approach), pendekatan kebutuhan tanggungan (needs approach), dan pendekatan kebutuhan modal (capital needs approach).

  1. Pendekatan Pendapatan Klien (Multiple Approach)

    Di dalam pendekatan ini, nilai uang pertanggungan dihitung berdasarkan nilai ekonomis/nyawa (human life value). Pendekatan ini menghitung kebutuhan asuransi jiwa seseorang berdasarkan besarnya pendapatan/pengeluaran bulanan dari tertanggung dikalikan dengan lama kebutuhan asuransi tersebut diperlukan (misalnya sampai dengan masa pensiun). Sedangkan aset-aset klien yang lain tidak diperhitungkan, dengan asumsi bahwa hasil investasi masa depan tetap konstan.A

  2. Pendekatan Kebutuhan Tanggungan (Needs Approach)

    Pendekatan ini bertujuan untuk mempertahankan standar hidup keluarga yang ditinggalkan dengan memasukkan polis asuransi yang sudah dimiliki, memperhitungkan tingkat inflasi, dan aset likuid yang dimiliki oleh tertanggung. Dengan pendekatan ini, nilai uang pertanggungan yang dibutuhkan dihitung berdasarkan nilai perlindungan dari survival (survival based value). Di sini, besarnya kewajiban yang harus dilindungi (dibayar) serta kekurangan dari penghasilan (income) yang harus ditutupi sampai survival dapat bekerja secara penuh harus dihitung. Penghasilan yang harus dipenuhi meliputi selisih dari penghasilan yang ditinggalkan (suami/istri) dikurangi dengan biaya hidup kelak yang harus dikeluarkan.A

  3. Pendekatan Kebutuhan Modal (Capital Needs Approach)

    Dengan pendekatan ini, hasil uang pertanggungan (UP) nantinya apabila diinvestasikan hasilnya dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang ditinggalkan. Jadi, tanggungan hanya menggunakan hasil investasinya saja. Jika kebutuhan sudah tercukupi maka modal pokoknya dapat diwariskan. Dengan metode ini, kebutuhan asuransi (nilai proteksi atau nilai perlindungan) dihitung berdasarkan besarnya kebutuhan bulanan yang dibutuhkan dan besarnya dana tunai yang dibutuhkan apabila dana tersebut ditempatkan ke dalam instrumen investasi bebas risiko (risk free asset) yang dapat memberikan penghasilan yang cukup untuk menutupi kebutuhan bulanan.

%d blogger menyukai ini: