Me, My Dreams, and My Being a Financial Planner (3)

Siang Planners… Bagaimana kegiatan Anda di hari Senin ini? Semoga semua urusan Anda berjalan lancar dan penuh semangat…

Kemarin saya sudah bercerita tentang diri saya dan mimpi besar saya. Hari ini saya akan lanjutkan dengan latar belakang saya menjadi seorang Perencana Keuangan. Mungkin ada di antara Anda yang bertanya-tanya, kenapa saya terpanggil untuk menjadi seorang Perencana Keuangan? Bukan kah penghasilan dari usaha klinik 24 jam dan apotek saja sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Memang, untuk saat ini penghasilan saya sudah lebih dari cukup. Tapi, entah di masa depan, bisa bertambah atau bisa juga berkurang. Semoga selalu bertambah ya… aamiin… 🙂

Setiap manusia tidak pernah tahu tentang jalan hidupnya masing-masing, akan seperti apa nantinya di masa depan. Kita dilahirkan, berkembang menjadi dewasa, menikah, dan memiliki keturunan serta keinginan untuk keluarga kita di masa depan.  Namun, pada akhirnya Tuhan juga yang menentukan takdir hidup kita. Yang bisa kita lakukan hanya berbuat yang terbaik untuk mencapai segala keinginan kita agar bisa tercapai.

Begitu pula yang terjadi ketika saya memutuskan untuk menikah dengan almarhum suami. Ketika itu kami memiliki impian besar dan menyiapkan segalanya untuk bersama-sama mencapai impian itu. Namun takdir mengatakan lain, almarhum lebih dulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa setahun yang lalu. Pada awalnya saya sempat bingung dan tidak tahu ke mana arah dan tujuan hidup saya, mau dibawa ke mana masa depan saya dan anak-anak saya. Saya hanya berdoa kepada Allah agar diberikan petunjuk jalan yang terbaik bagi kami bertiga. Syukurlah, tidak lama setelah itu ada seorang teman almarhum (yang juga dokter umum) yang datang kepada saya menawarkan sebuah kesempatan bisnis yang sangat bagus, yaitu menjadi seorang Perencana Keuangan pada Prudential Life Assurance.

Tadinya saya tidak terlalu tertarik untuk mendalami bisnis ini, karena terus terang pada waktu itu saya merasa sudah cukup dengan penghasilan saya, dan hanya penasaran tentang alur pengelolaan uang premi yang kami investasikan setiap bulan, juga bagaimana perusahaan asuransi ini memberikan uang pertanggungan atas klaim para nasabahnya. Sebagai informasi, sebelum almarhum meninggal, kami sudah membuka beberapa polis asuransi unitlink di Prudential serta beberapa perusahaan asuransi lain yang tidak perlu disebutkan namanya. Alhamdulillah, dari semua perusahaan asuransi tersebut hanya Prudential yang dapat memberikan pelayanan terbaik untuk kami.

Setelah saya mendalami ilmu perencanaan keuangan dan menjalani bisnisnya, semakin besar manfaat yang saya rasakan. Saya pikir, alhamdulillah saya dan almarhum (walaupun waktu itu masih belum secara sadar) sudah melakukan perencanaan keuangan sejak dini. Sehingga, ketika almarhum meninggal, keluarga yang ditinggalkan (terutama saya dan anaka-anak) tidak merasa kebingungan untuk melanjutkan hidup kami, sebagaimana layaknya ketika almarhum masih ada. Selain dipakai untuk mencicil tabungan biaya kuliah anak-anak kami nanti, Uang Pertanggungan yang diperoleh dari asuransi yang sudah kami investasikan juga dapat saya manfaatkan untuk membuka klinik kami yang ke-tiga, sebagaimana yang sudah direncanakan oleh almarhum sebelum dia meninggal.

Di sini, saya merasa bahwa asuransi+investasi itu sangat besar manfaatnya, terutama ketika kita mengalami kejadian yang terburuk dalam hidup kita, kita masih bisa menghadapinya dengan tersenyum.

Namun sayangnya, belum semua orang di negeri ini yang sadar akan pentingnya membuka polis asuransi. Berdasarkan survey terkini, dari 24,1 juta orang kelompok masyarakat menengah ke atas di Indonesia, hanya 4,4 juta orang mempertimbangkan untuk membeli polis asuransi jiwa (Prudential NLC Report). Jumlah tersebut masih sangat minim sekali bila dibandingkan dengan jumlah seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana dengan masyarakat menengah ke bawah? Padahal, kalau dianalisa lebih lanjut, justeru kelompok masyarakat yang ke-dua lah yang sangat membutuhkan manfaat asuransi bagi keberlangsungan hidup keluarganya, apabila si pencari nafkah mengalami musibah dan tidak dapat bekerja seperti biasa.

Berdasarkan fakta dan pengalaman saya itu lah, saya akhirnya terpanggil untuk menjalani profesi dan bisnis yang sarat amanah ini. Bukan semata-mata untuk kepentingan saya sendiri, melainkan untuk Anda semua. Karena saya memiliki cita-cita baru, yaitu agar semua rakyat Indonesia sadar akan pentingnya asuransi dan tetap memiliki kehidupan yang layak dan bahagia walau pun si pencari nafkah utama sudah tidak bisa lagi menjalani fungsinya sebagai kepala rumah tangga.

Terima kasih untuk dr. Sanjaya Sofian, M.Kes. yang sudah membuka jalan untuk saya menjadi seorang perencana keuangan. Semoga kita semua dapat seterusnya bekerja dalam satu team dan menggapai sukses bersama-sama… aamiin…

Salam Planners

*FH*

Diterbitkan oleh championewealthplanner

Kami adalah tim perencanaan keuangan yang handal dan terpercaya. Kami memiliki etos kerja yang tercermin dalam nama dan motto usaha Kami. Nama "CHAMPIOne" Kami ambil dari singkatan Comprehensive and Honest Advice for Maximum Planning is Our number One. Sedangkan motto Kami adalah "WEALTH", yaitu Warmth, Empathy, Assurance, Love, Trust, and Honesty. Kami berusaha memberikan perencanaan keuangan yang menyeluruh dan terbuka bagi Anda dan keluarga agar tujuan finansial yang Anda impikan dapat tercapai. Karena perencanaan keuangan bersifat sangat pribadi, informasi yang menyeluruh dan terbuka dari Anda sangat dibutuhkan agar perencanaan tersebut dapat tercapai sesuai harapan.

Tinggalkan komentar