Selamat Siang Planners,
Kali ini Kami akan menampilkan kisah nyata lagi yang berkaitan dengan manfaat perencanaan keuangan melalui asuransi.
Seorang kepala keluarga bernama Bapak Ali berusia 34 tahun, 4 bulan yang lalu memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa atas namanya dan istri serta kedua anaknya berumur 4 dan 8 tahun. Bapak Ali tahun-tahun sebelumnya pernah ditawari asuransi, namun selalu menolak. Setelah Ia sadar tentang kegunaan asuransi sebagai salah satu alat perencanaan keuangan, yaitu supaya impian memberikan pendidikan terbaik bagi kedua buah hatinya tercapai, maka Ia baru bersedia menjadi nasabah.
Bapak Ali merupakan pekerja keras, Ia selalu berusaha memberikan kebutuhan keluarga yang terbaik, termasuk salah satunya adalah pendidikan anak-anaknya. Ia bercita-cita salah satu anaknya ada yang melanjutkan pendidikan menjadi seorang dokter.
Namun takdir berkata lain, beberapa hari yang lalu Bapak Ali ini lebih cepat dipanggil oleh Tuhan. Ia tidak dapat melihat anak-anaknya tumbuh besar. Usia Bapak Ali sangat muda, tidak ada yang menyangka bahwa Ia meninggal dengan cepat. Namun istri dan kedua anaknya masih merasakan salah satu bentuk rasa sayang almarhum ayahnya berupa santunan asuransi jiwa milik Bapak Ali, dan premi asuransi atas nama anak-anaknya dilanjutkan oleh perusahaan asuransi sampai usia anak kuliah. Jadi walau pencari nafkah telah tiada, namun tabungan rencana pendidikan anaknya tetap terjamin terus ditabungkan.
Dear Planners,
Apa yang dapat Kita pelajari dari kasus tersebut? Keputusan Bapak Ali untuk memiliki asuransi jiwa sebagai alat perencanaan keuangan untuk pendidikan anak sudah sangat tepat. Coba bayangkan apa jadinya bila Bapak Ali tidak atau terlambat memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa. Mungkin istrinya harus menjadi pencari nafkah menggantikan posisi Bapak Ali, dan kedua anaknya mungkin terancam tidak dapat kuliah. Jadi keputusan yang tepat dari Bapak Ali menentukan masa depan keluarganya.
Salam Asuransi
CHAMPIOne Wealth Planner 