Real Asset Vs. Paper Asset (3-Habis)

Dear Planners, paper asset lebih disukai dari pada real asset oleh masyarakat di negara maju karena dinilai lebih praktis, lebih mudah untuk dicairkan, dan tidak ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan. Mari kita simak contoh kasus berikut ini…

Contoh kasus 3:

Untuk memiliki paper asset senilai Rp. 5 Milyar, Pak Rahmat (45 tahun) cukup  mencicil Rp. 8 Juta/bulan selama 10 tahun.
Kelebihan dari investasi ini adalah:

  1. Tidak ada Down Payment (DP) . Bandingkan dengan contoh kasus 1, di mana Pak Rahmat membeli rumah senilai Rp. 2,5 M, harus membayar DP Rp. 750 juta, dan cicilan Rp. 30 juta/bulan selama 10 tahun.
  2. Tidak ada maintenance fee.
  3. Tidak ada biaya iklan,
  4. Tidak ada biaya balik nama atau pun biaya Notaris.

Apabila Pak Rahmat membeli paper asset senilai Rp. 5 M dan dia meninggal dunia maka ahli warisnya langsung terima uang berupa cheque sebesar Rp. 5 Milyar ditambah hasil investasinya tanpa ada potongan pajak, walau seandainya Pak Rahmat baru mencicil satu kali 8 juta/bulan. Inilah sebabnya kenapa banyak orang di negara-negara maju tidak berminat untuk berinvestasi pada real asset, karena paper asset jauh lebih murah dan simpel.

Namun, bagaimana jika Pak Rahmat sudah terlanjur membeli rumah kedua dengan KPR seperti yang terdapat pada contoh kasus 1? Jawabnya, sisa uang yang Rp. 1.750.000.000,- didepositokan dengan hasil bunga 7,2 juta perbulan. Hasil tersebut ditambah Rp. 800 ribu diinvestasikan 8 juta perbulan untuk menciptakan paper asset senilai Rp. 5 Milyar.

Keuntungan lain yang dapat diterima oleh Pak Rahmat selain uang tunai dan warisan untuk anak-anaknya adalah perlindungan terhadap risiko cacat tetap total, penyakit kritis, dan rawat inap rumah sakit (apabila Pak Rahmat mengambil semua riders tersebut). Apabila pak Rahmat mengalami kecelakaan yang menyebabkannya lumpuh sehingga tidak bisa bekerja lagi, maka ia dapat menerima uang pertanggungan kecelakaan. Atau, apabila Pak Rahmat dinyatakan terkena penyakit kritis, maka dia juga bisa menerima uang pertanggungan penyakit kritis yang bisa dipakai untuk berobat, juga biaya rumah sakit yang ditanggung oleh asuransi. Di sini, walau pun Pak Rahmat sudah tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah lagi, keluarganya tidak perlu measa khawatir dan menjadi sengsara hidupnya karena seluruh biayanya sudah tersedia. Selain itu, jumlah tabungan Pak Rahmat juga tidak akan habis, bahkan bisa bertambah karena apabila Pak Rahmat terkena penyakit kritis, tabungan rutin bulanannya diteruskan oleh asuransi. Sebuah alternatif yang lebih menguntungkan, bukan?

Bagaimana menurut Anda?

Note :
Jika setoran Pak Rahmat :
– Rp. 5juta/bulan maka paper asset  yang terbentuk Rp. 3,6 M
– Rp. 4juta/bulan maka paper asset  yang terbentuk Rp. 2,8 M
– Rp. 2juta/bulan maka paper asset  yang terbentuk Rp. 1,4 M
– Rp. 1,5juta/bulan maka paper asset yang terbentuk Rp. 1 M

Usia pada ilustrasi pak Rahmat adalah 45 tahun, jika usianya lebih muda makanakan lebih kecil setoran preminya.
Untuk Ilustrasi berapa setoran real premi Anda? Silahkan hubungi kami.

Diterbitkan oleh championewealthplanner

Kami adalah tim perencanaan keuangan yang handal dan terpercaya. Kami memiliki etos kerja yang tercermin dalam nama dan motto usaha Kami. Nama "CHAMPIOne" Kami ambil dari singkatan Comprehensive and Honest Advice for Maximum Planning is Our number One. Sedangkan motto Kami adalah "WEALTH", yaitu Warmth, Empathy, Assurance, Love, Trust, and Honesty. Kami berusaha memberikan perencanaan keuangan yang menyeluruh dan terbuka bagi Anda dan keluarga agar tujuan finansial yang Anda impikan dapat tercapai. Karena perencanaan keuangan bersifat sangat pribadi, informasi yang menyeluruh dan terbuka dari Anda sangat dibutuhkan agar perencanaan tersebut dapat tercapai sesuai harapan.

Tinggalkan komentar