Apa kabar Planners?
Kembali kami bahas tentang perencanaan uang pertanggungan asuransi jiwaa. Untuk memaksimalkan manfaat polis Anda (khususnya jika Anda pencari nafkah sebagai tertanggung utama), biasakan untuk merencakan terlebih dahulu uang pertanggungan yang dibutuhkan dengan perhitungan yang matang, sehingga ketika terjadi risiko, keluarga Anda dapat melanjutkan hidup mereka. Bagaimana cara menghitung uang pertanggungan tersebut? Mari simak tulisan di bawah ini.
Sebelum membahas metode yang dipakai dalam menghitung uang pertanggungan, seorang calon pemegang polis asuransi jiwa seharusnya sudah memenuhi persyaratan di bawah ini:
1. Nilai ekonomis, yaitu nilai rata-rata pendapatan bulanan kita selama setahun. Bagi seorang pegawai, nilai ekonomis adalah besarnya gaji bersih yang dibawa pulang ke rumah. Untuk menentukan besarnya Uang pertanggungan, nilai ekonomis ini tidak mempermasalahkan apakah gaji tersebut cukup atau tidak.
2. Adanya individu lain yang sangat bergantung pada keberlangsungan nilai ekonomis kita tersebut, misalnya istri, suami, anak, kakak, adik atau orang tua yang sudah pensiun.
3. Sangkutan dana pihak lain di dalam aktifitas bisnis (hutang bisnis), misalnya pinjaman personal diluar hutang Bank atau lembaga pembiayaan lain yang tidak memiliki asuransi jiwa. Jadi ketika kita berencana melakukan pinjaman kredit dari Bank atau lembaga pembiayaan maka kita wajib menanyakan apakah sudah ada asuransi jiwanya atau belum.
Apabila Anda memenuhi salah satu dari atau semua kondisi tersebut di atas, maka Anda wajib membeli polis asuransi dengan perencanaan uang pertanggungan yang matang.
Berikut ini adalah metode-metode yang umum digunakan oleh seorang perencana keuangan profesional dalam menghitung uang pertanggungan yang optimal:
1. Metode Human Life Value atau Multiple Approach
Dalam metode ini, perhitungan UP mutlak dihitung berdasarkan rata-rata pendapatan setiap bulan yang kita setahunkan, dikali dengan ekspektasi lamanya dana tersebut menopang hidup hingga ahli waris mampu mendapatkan income sendiri. Metode ini tidak mempertimbangkan faktor pertumbuhan dana jika UP tersebut disimpan di Bank atau lembaga investasi lain.
2. Metode Income Based Value atau Capital Needs Approach
Pada metode ini perhitungan UP mutlak dihitung berdasarkan rata-rata pendapatan setiap bulan yang kita setahunkan dibagi dengan faktor pertumbuhan dana karena UP tersebut wajib disimpan dalam lembaga investasi selain bank.
3. Metode Financial Needs Based Value atau Needs Approach
Metode ini menghitung uang pertanggungan dengan lebih spesifik untuk memproteksi kebutuhan finansial di masa mendatang, misalnya dana pendidikan. Dalam prakteknya, untuk menghindari pembayaran premi yang sangat besar maka metode ini tidak bisa dilakukan secara tersendiri, namun harus dikombinasikan dengan investasi bulanan secara konstan (annuitas) pada instrumen investasi yang memiliki rata-rata pengembalian di atas deposito. Metode ini berbeda dengan 2 metode sebelumnya, karena di sini uang pertanggungan tidak memproteksi penghasilan, melainkan kebutuhan keuangan di masa mendatang.
Demikian ulasan kami hari ini, contoh perhitungan uang pertanggungan dengan metode-metode di atas akan kami sampaikan pada tulisan selanjutnya. Stay tuned…
Salam Planners
