Siang Planners,
Bagaimana dengan semangat Anda pada hari ini? Mari Kita mulai belajar bersama bagaimana mengelola keuangan Anda agar tetap sehat. Rasio keuangan yang akan Kami bahas saat ini adalah rasio dimana orang-orang sering berlomba-lomba melakukannya, bahkan hanya sekedar ikut-ikutan orang lain tanpa memahami konsepnya maupun risikonya.
Banyak orang tergiur akan “embel-embel” investasi, karena mendapatkan “bunga atau imbal hasil yang tinggi atau bahkan jauh sangat tinggi” dibandingkan di bank. Namun sebagai orang yang berinvestasi (disebut sebagai “investor) harus cermat dalam memilih produk investasi yang tepat, sesuai dengan karakter dan kondisi Anda. Simak tulisan Kami tentang investasi pada bagian khusus investasi. Saat ini Kami hanya akan membahas tentang berapa banyak porsi investasi yang sebaiknya diberikan?
Rasio ini membandingkan antara total aset investasi yang Anda miliki terhadap nilai bersih kekayaan. Rasio ini sangat membantu untuk menunjukkan seberapa baik seorang individu dalam melipatgandakan total kapitalnya.
Secara umum, seseorang diharapkan memiliki rasio sekitar 50 %, yang berarti sekitar 50 % kekayaan bersihnya akan diinvestasikan pada berbagai instrumen. Persentasi ini harus semakin membesar seiring dengan semakin dekatnya waktu pensiun.
Data untuk menghitung rasio ini berasal dari laporan neraca keuangan. Pada contoh laporan neraca keuangan Bapak Ali, maka didapatkan data total aset adalah Rp 1.200.000.000,-, sedangkan nilai kekayaan bersih sebesar Rp 1.446.000.000,-
Jadi rasionya adalah 1.200.000.000/1.446.000.000 = 82,99 %. Artinya Bapak Ali telah baik mengalokasikan kekayaan bersihnya dalam aset investasi yang ada.
Namun perlu diingat juga tentang apakah Anda telah memilih jenis investasi yang tepat, bijak, dan aman sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansial Anda? Diskusikan dengan perencana keuangan Anda sebelum memutuskan.
Selamat berinvestasi