Siang planners..
Tidak terasa akhir tahun sudah di depan mata. Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2013 dan memasuki tahun yang baru. Kita tentu memiliki rencana-rencana keuangan di tahun 2013 ini, apakah kita sudah mencapai seluruh tujuan keuangan kita? Apakah kita sudah berhasil melakukan perbaikan di sisi keuangan?
Akhir tahun seperti sekarang ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi keuangan pribadi. Dalam beberapa hari ke depan, kami akan membahas evaluasi keuangan pribadi akhir tahun. Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita evaluasi :
1. Berapa besar hutang yang kita miliki?
Memiliki hutang tidak selamanya berkonotasi negatif, karena selain hutang jahat, ada juga hutang baik. Lalu bagaimana cara mengecek kondisi hutang kita, bagus atau tidak?
- Perhatikan rasio utang dengan penghasilan
Total utang Anda tidak boleh lebih dari 35% penghasilan utama keluarga (suami ATAU istri), BUKAN gabungan penghasilan.
Pada saat Anda memasuki rasio 45% maka Anda masuk ke dalam kategori berbahaya (kemungkinan bangkrut).
Contoh kasus :
Penghasilan suami Rp. 10 juta per bulan dan penghasilan istri Rp. 5 juta per bulan. Maka jumlah maksimum utang yang boleh diambil adalah :
Rp. 10 juta x 35% = Rp. 3,5 juta
Mengapa penghasilan tidak digabung (suami dan istri)?
Karena ini merupakan bentuk dari manajemen resiko, tujuannya untuk menjaga jika salah satu penghasilan berhenti.
- Perhatikan rasio total utang terhadap total aset
Hitung berapa saat ini total hutang kita. Cek semua saldo hutang yang kita miliki, mulai dari KPR (Kredit Pemilikan Rumah), KPM (Kredit Pemilikan Mobil), hutang kartu kredit, KTA (Kredit Tanpa Agunan), cicilan barang elektronik tanpa bunga, cicilan tas. Total hutang ini tidak boleh melebihi 50% dari total aset yang kita miliki. Total aset adalah seluruh harta kekayaan yang kita miliki, mulai dari tabungan, deposito, reksadana, rumah, tanah, bisnis, emas, dll. Jika hutang berbanding dengan aset lebih besar dari 50%, maka kita masuk dalam kriteria mulai bangkrut.
Rasio total utang terhadap total aset dapat dikalkulasi dengan membagi total utang dengan total aset.
Contoh kasus :
Total utang Rp. 30 juta dan total aset Rp. 50 juta, maka rasionya :
DER = debt/equity = utang/aset = 30 juta/50 juta = 0,6
Rasio ini berarti bahwa terdapat 600 ribu total utang dalam setiap satu juta total aset.
Semakin rendah rasio, semakin baik .
- Perhatikan rasio penghasilan bersih terhadap pembayaran utang
Rasio untuk mengukur kemampuan dalam mengendalikan utang tidak hanya tergantung pada banyaknya aset, tetapi juga pada penghasilan bersih.
Contoh kasus :
Pernghasilan bersih sebesar Rp. 40 juta dan pembayaran utang Rp. 10 juta.
Rasio : penghasilan bersih/pembayaran utang = 40 juta/10 juta = 4
Artinya ada 4 juta penghasilan bersih bulanan untuk setiap 1 juta kebutuhan pembayaran utang.
Rasio yang tinggi mengidentifikasikan kekuatan membayar utang yang lebih baik.
Secara umum, rasio penghasilan bersih terhadap pembayaran utang setidak-tidaknya atau minimal harus 2.
Hal lain yang harus dievaluasi akan dibahas pada kesempatan esok hari.
Salam perencanaan..