Anda merasa seperti dikejar-kejar oleh Agen Asuransi? Merasa kesal dengan mereka yang sepertinya tidak henti-hentinya dan tidak pernah bosan untuk terus menghubungi Anda agar Anda cepat-cepat memiliki polis asuransi? Setelah Anda baca kisah nyata yang diangkat dari pengalaman seorang Agen Asuransi berikut ini, Anda akan mengerti mengapa mereka selalu mengejar-ngejar Anda dan berusaha agar Anda secepatnya memiliki polis asuransi.
“Berikut adalah cerita tentang John, sahabat saya sejak kecil. Kami tumbuh bersama, bermain bersama, sekolah bersama. Setelah wisuda, saya melanjutkan pekerjaan sebagai pengajar sedangkan dia menjadi akuntan yang sukses. John agak terlambat menikah, tetapi untungnya segera dikaruniai 3 anak laki-laki berusia 6, 4, dan 1 tahun. Dia merencanakan untuk memberikan anak-anaknya pendidikan terbaik hingga perguruan tinggi.
Suatu saat setelah saya menjadi agen asuransi, saya berkunjung ke rumahnya untuk membicarakan asuransi. Saya duduk dan mulai merancang sebuah program untuknya. Dia termasuk prospek yang alot untuk diajak wawancara. Banyak ide yang bertentangan yang dia ajukan. Menurutnya investasi pada saham perusahaan dapat menghasilkan keuntungan lebih banyak. Saya bersikeras bahwa asuransi tidak dapat dibandingkan seperti itu. Tidak ada pengganti bagi asuransi. Saya sampaikan juga bahwa tanpa asuransi, semua rencana untuk anak-anaknya tidak terjamin dengan aman.
Hampir 6 bulan saya berusaha, hingga akhirnya dia setuju. Permohonan asuransinya senilai Rp. 500 juta disetujuinya. Baginya bukan masalah untuk membayar premi asuransi polis sebesar itu, tetapi ketika saya kembali untuk menandatangani kontrak dia meminta saya untuk menunggu sampai dia punya waktu untuk melakukannya. Setiap hari dalam beberapa minggu, saya terus menemuinya agar mau membayar premi, tapi saya selalu gagal. Dia meyakinkan saya bahwa musim panas mendatang dia berniat untuk menambahkan ke dalam program asuransi tersebut. Saya mencatat janji temu itu.
Tiga bulan berselang, tiba-tiba seorang teman menelepon saya, “John saat ini sakit parah dan sedang dirawat.” “Ah, tidak mungkin. Tiga bulan yang lalu saya bertemu dengannya, keadaannya sehat dan tidak kurang satu pun.” “Sungguh Bert, keluarganya melarikannya ke rumah sakit. Dia terserang kanker.”
Saya segera ke rumah sakit. Di sana saya bertemu dengan dengan isterinya. Isterinya bertanya kepada saya, “Apakah John sudah membeli polis yang seringkali kau tawarkan itu, Bert?”
Pertanyaan itu memukul saya, “Menyesal, John belum membelinya.” “Bisakah dia membelinya sekarang?” Tanya istrinya. “Sayang sekali, sekarang sudah terlambat. John tidak bisa membeli asuransi dalam keadaan seperti ini.”
John hanya mampu bertahan selama beberapa bulan saja, dan dia meninggalkan janda dan 3 orang anaknya yang masih kecil. Setelah acara pemakaman selesai, kami diundang ke rumah keluarga George. Di sana kami mendapatkan jamuan kue apa kadarnya. Bersamaan dengan itu tiba-tiba pintu depan terbuka. Dua anak laki-laki masuk sambil berlari-dari dan tertawa, diikuti oleh seorang ibu yang sedang menggendong anaknya yang masih kecil. Mereka adalah anak-anak dan janda John.
Hal ini seperti yang sudah saya kuatirkan dahulu sebelumnya. Saya segera menaruh cangkir kopi yang baru saja saya minum dan langsung pamit pulang.
Setibanya di rumah, saya kumpulkan semua anak-anak saya dan memeluk mereka erat-erat.
CHAMPIOne Wealth Planner 