Malam Planners,

“Kisah sedih dibagi
bukan untuk diratapi
atau disesali,
namun untuk dikaji
agar kita semua mengerti
betapa berharganya hidup ini…”

Setelah membaca Kisah Nyata di berita kami siang ini, kami harap anda semua minimal menjadi terbuka hatinya untuk menyiapkan perencanaan yang matang bagi kelanjutan hidup orang-orang yang anda cintai, apabila terjadi musibah terhadap anda atau pencari nafkah utama di dalam keluarga anda. Selamat beristirahat…

Salam Planners…

KISAH NYATA: “Sedia payung sebelum hujan, rencanakan keuangan anda sebelum orang-orang yang anda cintai menderita karena anda tidak memiliki perencanaan…”

Siang Planners…

Hari ini kami akan mengajak anda untuk merenungkan kisah nyata yang dialami oleh seorang ibu (istri) yang bernama Maya (bukan nama sebenarnya).

“Sedia payung sebelum hujan, rencanakan keuangan anda sebelum orang-orang yang anda cintai menderita karena anda tidak memiliki perencanaan…”

Nampaknya kata-kata tersebut sangat tepat untuk mewakili apa yang dialami oleh Maya (37 tahun), seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang anak yang masih kecil.

Beberapa bulan yang lalu, Maya datang ke rumah saya. Sambil menangis tersedu-sedu, dia bercerita bahwa suaminya terkena serangan jantung. Agar nyawanya bisa terselamatkan, dokter menyarankan agar dalam waktu seminggu ke depan, suaminya harus menjalani operasi yang biayanya mencapai tiga ratus juta rupiah.

Dengan putus asa, Maya memintaku untuk membantunya menjual cepat rumahnya dengan harga 600 juta rupiah, jauh di bawah harga pasaran 1 Miliar, karena mereka hanya memiliki tabungan 50 juta rupiah di bank. Dia sudah meminta bantuan keluarga, tetapi sayangnya dana yang terkumpul masih belum cukup untuk biaya operasi.

Aku tersentak. Segera kuhubungi teman-temanku di properti agar bisa membantu Maya. Akhirnya, rumah terjual dengan harga 650 juta dan Maya bisa mendapatkan dana untuk suaminya menjalani operasi. Operasi dilakukan, namun takdir menentukan lain. Tuhan mengambil nyawa suaminya.

Maya dan anak-anaknya sangat terpukul. Sisa dana hasil menjual rumah habis digunakan untuk membayar hutang ke bank dan hutang-hutang yang lainnya. Tidak ada uang pertanggungan asuransi atau pun keluarga yang datang membantunya. Saat ini Maya dan anak-anaknya kesulitan untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari, karena pencari nafkah utama keluarga sudah tidak ada lagi. Almarhum suaminya seorang manajer dengan penghasilan 10 juta rupiah per bulan, sedangkan Maya hanya seorang ibu rumah tangga, tanpa memiliki bisnis dan pengalaman bekerja. Sekarang, Maya sangat menderita karena harus pontang-panting mencari nafkah untuk mencukupi pengeluaran rutin keluarga sebesar delapan juta rupiah perbulan.

Mari kita renungkan, apabila hal ini terjadi pada diri anda, coba tanyakan kepada diri sendiri hal-hal berikut ini:

1. Apakah tabungan anda sudah cukup untuk membiayai penyakit kritis apabila anda atau anggota keluarga anda mengalaminya? Berdasarkan survey, 1 dari 3 penderita penyakit kritis jatuh bangkrut karena tidak memiliki tabungan atau pun proteksi keuangan apa pun untuk itu.

2. Apakah anda (khususnya keluarga yang ditinggalkan) masih memiliki penghasilan apabila pencari nafkah utama tidak dapat menjalankan fungsinya lagi karena sakit atau meninggal dunia?

3. Bisakah anda tuliskan 2 orang terdekat (di luar keluarga inti) yang bisa membantu/ menanggung anda dan anak-anak anda secara finansial selama puluhan tahun ke depan apabila terjadi risiko terkena penyakit kritis dan kematian terhadap pencari nafkah utama?

Bila jawaban anda lebih banyak TIDAK atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kami bisa membuat anda menjawab YA dengan bantuan perencanaan keuangan yang dapat memberi solusi untuk ketiga masalah di atas.

Segera hubungi kami apabila anda memang peduli terhadap kelangsungan hidup orang-orang yang anda cintai.

Salam Planners…

Dear Planners

“Kisah sedih dibagi
bukan untuk diratapi
atau disesali,
namun untuk dikaji
agar kita semua mengerti
betapa berharganya hidup ini…”

Baca kisah nyata yang dialami oleh Maya (bukan nama sebenarnya), seorang ibu rumah tangga berusia 37 tahun yang harus berjuang menghadapi pahitnya kehidupan karena suaminya tidak memiliki perencanaan keuangan, dalam Berita kami siang ini…

Salam Planners

Renungan Malam

Dear Planners, malam ini kami ingin membawa anda untuk sejenak merenungkan esensi dari kata-kata di bawah ini:

“Sedia payung sebelum hujan, rencanakan keuangan anda sebelum orang-orang yang anda cintai menderita karena tidak memiliki perencanaan…”

Ikuti kisah nyata seorang ibu (istri) yang harus berjuang menghadapi pahitnya kehidupan karena suaminya tidak memiliki perencanaan keuangan, dalam berita kami besok siang.

Segera hubungi kami untuk konsultasi mengenai perencanaan keuangan Anda

Salam Planners

PETA HARTA™ Pak Ahmad

Dalam berita yang lalu, telah kita ketahui bahwa total biaya kebutuhan hidup pribadi Pak Ahmad selama masa pensiun 15 tahun (pada usia 55-70 tahun) adalah sebesar Rp. 1.268.675.000. Berarti, selama sisa masa bekerja (55-37 = 18 tahun), Pak Ahmad harus menyisihkan setiap bulannya sebesar X rupiah.

Setelah dihitung, diperoleh gambaran mengenai PETA HARTA™ Pak Ahmad sebagai berikut:

gambar peta harta pak ahmad

Berdasarkan tabel PETA HARTA  di atas, dapat disimpulkan bahwa Pak ahmad harus mulai menabung dari sekarang antara Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 4.000.000,- per bulan (termasuk dana asuransi jiwa dan kesehatan), untuk mencapai target dana pensiun yang diinginkan. Semakin lama rencana dana pensiun ini ditunda, semakin besar jumlah uang yang harus Pak Ahmad sisihkan setiap bulan.

Sekian analisa kami,

Salam Planners

Motivasi Pagi

“Jika kau ingin mencapai impianmu, taruh impianmu itu sedekat 5cm dari pandanganmu, dan kau akan meraihnya” *Juple’ in 5CM movie*

Segera hubungi kami untuk merencanakan impian anda dengan perencanaan keuangan yang matang.

Salam Planners

Malam, Planners

Bagaimana kegiatan anda selama seharian penuh hari ini? Kami harap semuanya berjalan lancar sesuai dengan rencana anda…

Sebelum tidur malam hari ini, pastikan anda dan keluarga anda telah memiliki perencanaan keuangan lengkap dengan proteksinya. Hubungi kami untuk konsultasi keuangan anda melalui email atau nomor kontak yang tercantum pada website ini.

Salam Planners…

Mari Berhitung (Lagi)….

Dua hari yang lalu kami telah memberi informasi tentang besarnya uang pensiun yang akan diterima oleh PNS dan contoh analisis kebutuhan dana pensiun seorang PNS. Kali ini, kami akan menganalisa apakah uang pensiun yang diterima oleh seorang pensiunan PNS itu sudah mencukupi kebutuhan hidupnya atau belum.

Diketahui, Pengeluaran total per tahun Pak Ahmad saat ini adalah Rp. 30 juta. Beliau saat ini adalah PNS Golongan III/a. Maka, besarnya uang pensiun yang didapatnya per bulan jika pensiun saat ini adalah Rp. 2.478.800. Berarti, besarnya uang pensiun tersebut selama setahun adalah Rp. 29.745.600.  Dilihat dari besarnya uang pensiun pertahun saat ini dibandingkan dengan kebutuhan pribadi (hanya Pak Ahmad saja) total per tahun saat ini saja (Rp. 30 juta), sudah bisa terlihat bahwa uang pensiun tersebut tidak cukup untuk mendanai kebutuhan hidup sehari-hari selama masa pensiun, karena semua perhitungan di atas belum termasuk dana kesehatan dan hiburan.

Apabila Pak Ahmad jatuh sakit dan meninggal dunia, istri beliau mendapatkan tunjangan dana pensiun janda sebesar Rp. 1.189.800 (paling tinggi).  Jelas sekali, jumlah uang tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup istri dan anak-anak Pak Ahmad, apabila istrinya tidak bekerja atau memiliki penghasilan dari bisnis.

Dari analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa PNS juga perlu merencanakan dana pensiun yang dilindungi oleh asuransi sejak dini. Di sini, selain dana yang cukup untuk kehidupan selama masa pensiun (ketika berusia 55-70 tahun),  uang pertanggungan yang cukup untuk kebutuhan hidup anak-anak dan istrinya selama enam bulan juga perlu diperhitungkan, untuk berjaga-jaga apabila suami sebagai pencari nafkah utama tidak dapat menjalankan fungsinya karena sakit atau meninggal dunia sebelum masa pensiun.

Sudahkah anda rencanakan tabungan hari tua anda? Ingin tahu berapa yang harus disisihkan oleh Pak Ahmad setiap bulannya agar bisa mencapai target dana sebesar Rp. 1.268.675.000 dengan uang pertanggungan yang cukup untuk hidup selama 6 bulan?  Temukan jawabannya dalam postingan berita kami besok siang.

Salam Planners…

Semangat Pagiii

Dear Planners,

Musuh terbesar kita untuk maju itu sebenarnya rasa takut akan sesuatu yang belum pernah kita alami sebelumnya… Kalau selamanya kita ikuti terus rasa takut itu, selamanya kita tidak akan bisa maju…

Ingin mengalahkan rasa takut dalam kehidupan anda? Buat perencanaan (khususnya keuangan) yang matang. Hubungi kami untuk bantuan perencanaan keuangan anda…

Salam Planners

Malam, Planners

Jim Rohn, seorang entrepreneur dan motivator terkenal dari USA mengatakan, “If you don’t design your own life plan, chances are you’ll fall into someone else’s plan. And guess what they have planned for you? Not much.” Apabila anda tidak membuat perencanaan hidup anda sendiri, kemungkinan anda akan terjatuh ke dalam rencana orang lain. Tebak apa yang telah mereka rencanakan untukmu? tidak banyak.

Salam Planners…