Dear Planners, pernahkah Anda memikirkan risiko-risiko kehidupan yang mungkin terjadi pada Anda dan bagaimana cara mengantisipasi kerugian (finansial) yang mungkin diderita apabila risiko tersebut menghampiri Anda? Mari kita diagnosa risiko-risiko yang mungkin terjadi di dalam hidup kita melalui contoh kasus suatu proses manajemen risiko di bawah ini:
Bapak dan Ibu Ali memiliki 3 orang anak. Anak laki-laki berusia 17 tahun dan akan mulai kuliah sebagai mahasiswa dalam beberapa bulan lagi. Anak perempuan kembar berusia 15 tahun duduk di bangku SMP kelas 2. pak Ali berusia 45 tahun dan seorang manajer di perusahaan asuransi. Ia memiliki penghasilan sekitar Rp. 100 juta per tahun. Istrinya, usia 39 tahun, bekerja paruh waktu di sebuah klinik dan berpenghasilan sekitar Rp. 15 juta per tahun.
Tahap I. Pengidentifikasian Risiko
a. Pak Ali berisiko mengalami kematian dan menderita cacat/sakit kritis, yang bisa mengakibatkan kehilangan penghasilan yang besar untuk menghidupi keluarganya. Kematian Pak ali bisa menyebabkan timbulnya beberapa biaya yang mungkin cukup besar (pemakaman, pajak, biaya perawatan terakhir, dsb.) yang mungkin dikeluarkan dari harta warisnya. Cacat/Penyakit kritis yang diderita Pak Ali bisa menimbulkan biaya pengobatan yang sangat tinggi dan biaya lain seperti perawatan kesehatan jangka panjang. Kehilangan pekerjaan dapat membuat Pak Ali kehilangan penghasilan untuk membiayai istri dan anak-anaknya, juga biaya langsung untuk mendapatkan pekerjaan lain. Beberapa tahun dari sekarang, Pak Ali pensiun dari pekerjaannya yang akan menyebabkan kehilangan penghasilan yang cukup besar untuk membiayai dirinya dan istrinya.
b. Ibu Ali juga memiliki risiko yang sama dengan Pak Ali yang akan menyebabkan jenis kehilangan yang sama dengan Pak Ali. Besarnya penghasilan yang hilang apabila Ibu Ali kehilangan pekerjaannya tidak akan sebesar penghasilan yang hilang apabila Pak Ali yang mengalaminya. Namun, Apabila Ibu Ali menderita cacat/sakit kritis, jumlah biaya yang dikeluarkan bisa sama besar atau bahkan lebih besar daripada Pak Ali yang menderita cacat/penyakit kritis.
c. Kematian salah satu anak akan menyebabkan kehilangan daya penghasilan mereka di kemudian hari karena sebagian dari penghasilan anak-anak mungkin diperlukan untuk membantu membiayai orangtua mereka. Akan ada pengeluaran dari kantong pribadi apabila salah satu anak meninggal. Cacat/sakit kritisnya salah satu anak juga dapat menyebabkan pengeluaran yang tinggi untuk pengobatan dan jenis perawatan lain.
Tahap 2. Pengukuran Risiko
Besarnya kerugian dari risiko yang teridentifikasi dapat diukur dengan cara mengelompokkan kerugian berdasarkan 3 kategori utama, yaitu kerugian terbesar, kerugian serius, dan kerugian yang bisa ditanggulangi. Contohnya, seperti di bawah ini:
a. Kerugian terbesar berupa kehilangan penghasilan dapat dialami oleh keluarga apabila Pak Ali mengalami kematian. Selain itu, apabila Pak Ali atau anggota keluarga yang lain menderita cacat/penyakit kritis, tagihan pengobatan dan pengeluaran lainnya dapat membebani keluarga tersebut, selain kehilangan penghasilan karena cacat jangka panjang atau kehilangan pekerjaan, dan kehilangan penghasilan karena pensiun.
b. Kerugian serius berupa berkurangnya penghasilan keluarga juga dapat dialami keluarga Pak Ali apabila Ibu Ali mengalami kematian dan pensiun. Apabila Pak Ali mengalami kematian juga memerlukan biaya pengurusan harta waris, dan apabila anggota keluarga ada yang jatuh sakit atau mengalami kecelakaan serius, memerlukan biaya pengobatan yang cukup besar.
c. Kerugian yang bisa ditanggulangi dapat dialami oleh Bapak dan Ibu Ali apabila Ibu Ali atau salah satu anak mengalami kematian, berupa kebutuhan akan biaya pengurusan pemakaman dan harta waris. Selain itu, dengan meninggalnya salah satu anak mereka, dapat mengakibatkan kehilangan penghasilan yang akan datang yang mungkin digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup Bapak dan Ibu Ali di masa pensiun.
Demikian gambaran pengambilan keputusan dalam manajemen risiko yang baru melalui 2 tahap pertama proses manajemen risiko. Simulasi dua tahapan manajemen risiko selanjutnya (yaitu pilihan penggunaan metode manajemen risiko dan administrasi risiko) akan dibahas dalam postingan selanjutnya.
Salam Planners