Dear Planners,
Tahukah Anda, hal apa yang paling dikhawatirkan seorang istri apabila ditinggal (mati atau pun cerai) oleh suaminya? Ya, biasanya hal yang paling dikhawatirkan adalah soal jaminan kelangsungan hidup di masa depan bagi dirinya dan anak-anak. Seringkali kata-kata yang dilontarkan seorang istri ketika menemani suaminya menghadapi sakaratul maut adalah: “Bertahanlah Pa… Ingat, anak-anak masih kecil-kecil. Bagaimana kami bisa melanjutkan hidup kalau Papa tidak ada untuk menafkahi kami?”
Apakah kalimat di atas terkesan sangat materialistis bagi Anda? Bagi saya tidak. Justeru kalimat tersebut sangat realistis, karena bagaimanapun juga, untuk melanjutkan hidup kita butuh uang, ‘kan? Sebagian besar masyarakat kita masih mengandalkan suami sebagai pencari nafkah utama. Apabila suami tidak ada, otomatis sumber penghasilan keluarga menjadi berkurang atau malah hilang.
Oleh karena itu, langkah pertama yang harus Anda lakukan ketika Anda ditinggal mati oleh suami Anda adalah mengumpulkan semua harta kekayaan Anda, baik yang berupa asuransi jiwa atau surat warisan, termasuk pindah-tangan kepemilikan rekening pasangan Anda. Hal ini sangat baik untuk Anda, karena Anda bisa mengalihkan kesedihan Anda dengan terus beraktifitas dan cepat mendapatkan rasa aman, daripada Anda sibuk meratapi nasib Anda dengan menangis dan mengurung diri di rumah. Sebaiknya, setiap pasangan suami istri telah menyiapkan jaring pengaman perencanaan keuangan berupa asuransi jiwa dan surat wasiat ketika mulai berkeluarga, agar apabila suatu saat pencari nafkah utama tidak ada, keluarga yang ditinggalkan dapat melanjutkan hidupnya tanpa kekurangan.
Begitu pula apabila Anda bercerai dengan suami, Anda bisa mengurus harta gono-gini dan kesepakatan kewajiban pemberian nafkah bagi anak-anak dengan mantan suami Anda. Dengan demikian, jumlah harta yang Anda miliki akan terlihat jelas. Sebaiknya, Anda telah menyiapkan simpanan dana darurat untuk hidup selama enam bulan ke depan. Hal ini penting untuk dilakukan untuk mengantisipasi berkurangnya penghasilan keluarga, sehingga Anda dan anak-anak dapat hidup normal seperti ketika suami masih ada.
Dengan perencanaan keuangan yang telah dilakukan sebelumnya, Anda dapat menyiapkan dan mengumpulkan harta kekayaan Anda, sehingga Anda dapat melewati musibah terburuk dalam kehidupan Anda dengan tenang.
Salam Planners