Keberuntungan adalah ketika Peluang yang ada bertemu dengan usaha atau kerja keras..
Konsultan Asuransi ataupun Perencana Keuangan Anda adalah DOKTER Anda
Selamat Siang Planners,
Pernahkah Anda ditawari sebuah produk asuransi atau pun perencanaan keuangan? Mungkin Anda pernah ditawari oleh lebih dari 1 orang, mulai dari orang yang Anda kenal sampai orang yang tidak kenal. Lalu kepada siapakah Anda akan memilih??
Jangan bingung dan pusing, inilah jawabannya. Semakin banyak orang yang datang kepada Anda, berarti semakin banyak pula peluang Anda mendapatkan presentasi yang terbaik bagi Anda.
Pemilihan konsultan Anda adalah berdasarkan kompetensi atau keahliannya dalam memberikan solusi keuangan yang terbaik bagi Anda serta sesuai dengan kebutuhan Anda. Konsultan tersebut melakukan pemilihan solusi dengan pertimbangan yang mendasar. Jadi jangan pernah memilih konsultan keuangan Anda hanya berdasarkan hubungan kekeluargaan atau pun perasaan tidak enak atau sungkan. Konsultan keuangan tersebut akan selalu mendampingi Anda. Konsultan keuangan ibarat seorang dokter keluarga Anda. Kemana pun dia berada, Anda tetap mencari dokter tersebut. Jadi siapakah dokter keuangan Anda??
Namun yang perlu diketahui, ibarat Anda sedang berobat ke dokter, maka Anda harus bersikap terbuka akan kondisi Anda dan keinginan Anda. Konsultan keuangan tidak akan dapat memberikan “obat” yang tepat untuk Anda, apabila Anda tidak mau terbuka. Jadi solusi perencanaan keuangan maupun asuransi yang terbaik melibatkan kontribusi Anda dan konsultan perencana keuangan atau asuransi.
Namun apakah dengan memilih konsultan yang tepat saja sudah cukup? Apakah sudah terbaik untuk perencanaan jangka panjang Anda?
Temukan jawabannya pada tulisan Kami besok siang..
Salam Perencanaan
Pikiran Bajik
Segala keadaan batin didahului oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran, dan dibentuk oleh pikiran. Apabila seseorang berkata atau berbuat dengan pikiran bajik, oleh karena itu kebahagiaan akan mengikutinya seperti bayang-bayang yang tidak pernah meninggalkannya… (Buddha)
Quote Malam
I don’t regret the things I’ve done, I regret the things I didn’t do when I had the chance….
Jadi lakukanlah tanpa ragu-ragu atau takut ketika ada peluang, sebelum Anda menyesal. Karena penyesalan akan datang dari apa yang tidak Anda lakukan, bukan apa yang telah Anda lakukan pada peluang yang ada…
Kebutuhan Harus Selaras Dengan Kemampuan
Dear Planners,
Kemarin siang Kami telah membahas mengenai kebutuhan asuransi yang ideal bagi Anda. Manfaat asuransi yang ideal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan hidup yang ingin dicapai. Setelah Kita hitung bersama, maka diperoleh angka-angka manfaat asuransi yang ideal bagi Anda.
Namun berdasarkan hitungan kebutuhan asuransi kemarin, dibandingkan dengan penghasilan pencari nafkah, maka Bapak Iman tidak dapat memiliki asuransi sesuai permintaannya. Kenapa? Karena sisa penghasilannya tiap bulan tidak mencukupi untuk membayar premi asuransi.
Berapakah sisa penghasilan yang sebaiknya dialokasikan untuk membayar premi asuransi? Sekitar 10-30 % penghasilan sebaiknya dialokasikan untuk membayar premi asuransi Anda. Jangan melebihi batas maksimal tersebut, karena dikhawatirkan keuangan Anda untuk kebutuhan lainnya ikut terganggu. Sehingga solusinya adalah sesuaikan terlebih dahulu kebutuhan asuransi Anda dengan kemampuan yang ada saat ini. Apabila penghasilan Anda ada peningkatan, atau sisa penghasilan Anda cukup banyak, maka baru lakukan penambahan manfaat asuransi atau peningkatan manfaat asuransi Anda.
Konsultasikan kepada Kami bagaimana mengoptimalkan manfaat asuransi sesuai dengan kemampuan finansial yang ada saat ini..
Selamat berasuransi
Quote Pagi
Just know, when you truly want success, you’ll never give up on it. No matter how bad the situation may get…
Have a wonderful morning Planners
Masa Depan Tidak Dapat Dipastikan, Namun Tanpa Rencana Sama Dengan Pasrah
Masa depan Kita tidak dapat dipastikan. Perencanaan yang disusun juga belum tentu tepat. Namun tanpa perencanaan sama sekali, sama dengan Kita berpasrah diri dengan kondisi apapun yang padahal dapat Kita atasi sejak awal. Manakah yang lebih baik? Berencana atau tidak berencana?
Namun perencanaan yang tidak berdasar juga sama dengan sia-sia, tidak akan mencapai apa tujuan Kita. Perencanaan yang disusun hendaknya memiliki dasar yang jelas dan tepat…
Berapakah Uang Pertanggungan Asuransi Saya yang Ideal ??
Dear Planners,
Kemarin Kita telah bahas, siapa saja yang wajib dan tidak perlu punya asuransi jiwa. Sekarang bagi mereka yang wajib punya asuransi jiwa, maka berapakah nilai asuransi yang perlu Kita ambil supaya semua poin-poin yang kemarin Kita bahas mendapatkan solusinya?
Kenapa Kita perlu asuransi? Karena hidup Kita penuh ketidakpastian, terutama berkaitan dengan kesehatan dan kematian. Kita tidak pernah diberitahu sebelumnya kapan Kita akan sakit dan meninggal. Sedangkan di sisi lainnya, hidup Kita perlu jaminan kepastian, yaitu kepastian pencapaian tujuan hidup ini, misal menafkahi keluarga, membiayai anak sekolah setinggi-tingginya, hidup pensiun dengan nyaman, dan lain-lain tergantung kebutuhan masing-masing orang. Bayangkan dari tujuan yang memerlukan kepastian, Kita hidup penuh ketidakpastian. Hasil akhirnya adalah semua tujuan hidup itu juga menjadi tidak pasti. Namun apabila ada jaminan kepastian bahwa semua tujuan hidup yang direncanakan dapat dicapai walau apapun yang terjadi terhadap kesehatan dan hidup pencari nafkah, maka hidup KIta akan menjadi lebih tenang bukan?
Jadi kesimpulannya uang pertanggungan asuransi tergantung tujuan hidup yang ingin dicapai, ditambah dengan risiko kesehatan yang dapat terjadi, terutama yang memiliki dampak kerugian finansial terbesar.
Agar lebih mudah, kita memakai contoh : Bapak Iman berusia 35 tahun adalah seorang karyawan kepercayaan di sebuah perusahaan swasta. Ia memiliki penghasilan saat ini Rp 20 juta/bulan, dimana jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, bahkan masih ada sisa yang ditabung untuk masa depan khususnya untuk kuliah anak. Ia yakin dengan perusahaan tempatnya bekerja, dan berencana akan terus bekerja disana sampai batas usia maksimal (pensiun) yaitu 60 tahun. Perusahaan ini juga memperhatikan kesejahteraan karyawannya, dengan cara memberikan jaminan kenaikan gaji setiap tahun sebesar 10 %/ tahun. Bapak Iman tidak memiliki usaha lainnya, dan istri juga tidak bekerja. Bapak Iman memiliki seorang Anak saat ini usia 5 tahun.
Nah, Bapak Iman khawatir apabila sebelum usia pensiun Ia tiba-tiba meninggal atau mengalami penyakit berat seperti kanker. Ia ingin memiliki sebuah asuransi sehingga Ia memiliki jaminan kepastian keluarganya akan hidup dengan baik dan tidak ada masalah finansial atas kekhawatirannya. Karena meninggal atau penyakit Ia tidak tau akan datang atau tidak..
Mari Kita analisa kebutuhan Bapak Iman akan asuransi. Pertama, ia perlu jaminan penghasilan, bahwa Ia rencana bekerja selama 25 tahun kedepan (sampai usia 60 tahun), dengan gaji saat ini 240 juta/tahun, dan kenaikan gaji 10 %/tahun. Penghasilan ini yang akan digunakan untuk keluarga dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, pendidikan anak, liburan dan sebagainya. Disini Kita tidak akan hitung secara spesifik masing-masing kebutuhan tersebut, karena Bapak Iman sudah yakin penghasilannya cukup untuk kebutuhan keluarga. Selain itu, Kita tidak tahu kebutuhan spesifiknya secara terperinci. Jadi selama 25 tahun kedepan, Bapak Iman harusnya mendapatkan total penghasilan (sudah dihitung dengan kenaikan 10 %/tahun) sebesar Rp 23,6 Milyar. Jadi nilai inilah uang pertanggungan jiwa nya. Sehingga apabila Bapak Iman esok tiba-tiba meninggal, maka besar uang meninggal yang harusnya diambil yaitu Rp 23,6 Milyar. Uang ini akan diberikan kepada keluarga untuk digunakan selama 25 tahun ke depan sebagai pengganti penghasilan suami. Inilah adalah salah satu cara menghitungnya.
Nah bagaimana dengan bila kemungkinan Bapak Iman mengalami musibah sakit? Mari Kita analisa kembali. Pada umumnya sakit yang memerlukan biaya yang besar adalah ketika dirawat inap di Rumah Sakit dibandingkan dengan berobat jalan. Sehingga untuk masalah Rawat Inap, Bapak Iman perlu ambil manfaat asuransi yang maksimal, sehingga apabila Ia mengalami penyakit sehingga membutuhkan banyak obat-obatan atau hari perawatan yang lama, maka pembengkakan biaya ini masih dapat dibayarkan melalui asuransi, dan Bapak Iman tidak perlu keluar uang pribadi lagi. Manfaat rawat inap yang paling maksimal saat ini adalah sampai dengan Rp 1,075 Milyar/tahun [klik disini]. Bisa ditambahkan juga dengan sistem cash plan nya dengan manfaat Rp 100 juta/tahun.
Lalu bagaimana dengan risiko penyakit berat berkepanjangan dan membutuhkan biaya yang sangat besar, seperti Kanker? Menurut Kepala Kanker Australia Dr Helen Zorbas [berita selengkapnya klik disini], rata-rata usia harapan hidup beberapa penderita kanker jenis tertentu adalah paling sedikit 10 tahun sejak ketahuan kanker. Jadi Kita anggap pengobatan yang diberikan untuk Kanker yaitu minimal selama 10 tahun. Bapak Iman ingin apabila Ia kena kanker, Ia tidak mau penghasilannya terpakai hanya demi pengobatannya saja, atau bahkan keluarganya sampai harus bekerja untuk mencari tambahan uang untuk membantu biaya pengobatan sakit ini. Menurut Dr Ulfana Said Umar, Wakil Sekretaris Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), rata-rata biaya pengobatan kanker mencapai Rp 102-106 juta/bulan [berita selengkapnya, klik disini]. Bila Kita lihat, pada manfaat asuransi rawat inap diatas terdapat alokasi perawatan kanker Rp 270 juta/tahun atau Rp 22,5 juta/bulan. Artinya masih perlu tambahan biaya Rp 83,5 juta/bulan. Bila Kita kalikan dengan pengobatan selama 10 tahun, maka diperlukan dana tambahan Rp 10 Milyar. Maka jumlah inilah yang perlu diambil untuk pertanggungan penyakit kanker stadium akhir.
Tapi bagaimana jika penyakit seperti kanker tersebut baru stadium awal? Tidak semua asuransi mau menanggung, karena rata-rata hanya stadium akhir. Tenang, masih ada yang mau menanggung penyakit kritis sejak stadium awal [klik disini], manfaat yang dibayarkan 50 % dari uang pertanggungan. Sedangkan sisanya bisa dipakai ketika terkena penyakit kritis stadium awal lainnya atau stadium akhir penyakit kritis. Jadi anggap penyakit kanker yang tadi Kita bahas, mulai dari stadium awal terlebih dahulu kemudian berlanjut ke stadium akhir. Biaya yang Kita bahas tadi adalah untuk stadium akhir, sehingga supaya uang Rp 10 Milyar tetap utuh khusus stadium akhir, maka uang pertanggungan penyakit kritis yang Bapak Iman harus ambil adalah Rp 20 Milyar.
Ini semua dapat menjawab kekhawatiran Bapak Iman. Sehingga asuransi yang diambil idealnya memiliki uang pertangunggan jiwa sebesar Rp 23,6 Milyar, uang pertanggungan penyakit kritis yang dapat melindungi sejak stadium awal sebesar Rp 20 Milyar, dan manfaat kesehatan berupa rawat inap dengan uang pertanggungan Rp 1,075 Milyar/tahun dengan ditambah manfaat uang tunai Rp 100 juta/tahun.
Inilah uang pertanggungan asuransi yang ideal bagi Bapak Iman, sehingga keluarga dapat hidup tenang dari kemungkinan masalah finansial akibat masalah kesehatan atau jiwa dari pencari nafkah utama.
Namun apakah Bapak Iman dapat mengambilnya sesuai dengan kebutuhan tersebut? Apa ada hal lain yang perlu dipertimbangkan?
Simak pembahasannya besok siang.
Salam perencanaan dan Mari Berasuransi
Ayo Kita Hitung Uang Pertanggungan Asuransi KIta yang Ideal
Selamat Pagi Planners,
Banyak orang yang telah memiliki asuransi, merasa bahwa asuransi yang dia ambil telah cukup. Namun apa benar demikian? Apa dasar kecukupannya? Hal ini penting Kita ketahui, karena jangan sampai pada saatnya nanti ketika dipakai untuk situasi yang tidak terduga, ternyata pengeluaran yang diminta oleh Rumah Sakit melebihi dengan batas manfaat asuransi yang Kita punya. Sehingga Kita harus menambah kekurangannya sendiri yang tidak Kita rencanakan sebelumnya. Apabila kekurangannya demikian besar, maka tentu akan sangat mengganggu stabilitas keuangan keluarga dan rencana-rencana keuangan yang telah disusun sebelumnya.
Mari Kita berhitung dengan dasar yang tepat. Simak beritanya siang ini..
So, stay tune Planners…
Makna Asuransi
Memiliki Asuransi ibarat Kita memiliki Apar (alat pemadam kebakaran) di rumah. Kita selalu berdoa dan berharap tidak akan pernah memakai alat Apar. Walaupun Kita harus beli dengan harga yang tidak murah, dan selalu di uji berkala untuk mengetahui apa masih berfungsi dengan baik. Namun Kita sadari bahwa risiko kebakaran bisa saja terjadi kapan pun itu, sehingga andaikan kondisi ini terjadi, maka Kita masih merasa tenang karena ada alat Apar yang dapat dengan sigap dipakai supaya risiko tidak bertambah berat dan menimbulkan kerugian bagi diri sendiri, keluarga bahkan orang lain disekitarnya..
