Warren Says on Saving

Dear Planners,

Menjadi kaya dan tetap kaya sampai akhir hayat adalah dambaan setiap manusia. Namun, untuk itu dibutuhkan perencanaan keuangan yang matang, khususnya dalam hal menyimpan uang. Seperti yang dikatakan oleh Warren Buffet:

Do not save what is left after spending, but spend what is left after saving

Jangan menyimpan uang sisa belanja, tetapi belanjakan uang sisa simpanan.

Yuk dari sekarang kita perbaiki pola belanja dan menyimpan uang kita dengan strategi yang tepat, agar impian kita untuk mencapai kebebasan finansial dapat tercapat….

Semoga….

Salam Planners

Perencanaan Keuangan Syariah: Manajemen Hutang dan Proteksi yang Islami

Dear Planners,

Pada postingan yang lalu, telah kita bahas perencanaan keuangan Islami, dimulai dengan pencarian nafkah dan pengeluaran yang baik dan halal. Kali ini, kita akan bahas manajemen hutang yang Islami.

Setiap orang pasti pernah berhutang, walau hanya sekali di dalam hidupnya, apakah itu untuk keperluan produktif atau untuk keperluan konsumtif. Namun, sangat disayangkan apabila seseorang harus berhutang hanya untuk memenuhi keinginan hidup atau mengikuti trend semata. Di dalam Al Quran Surat Al Isra’ ayat 26-27 Allah melarang orang Mukmin untuk bersikap hidup boros.

26. dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Sikap hidup boros dapat membuat seseorang mudah berhutang hanya untuk memenuhi keinginan konsumtifnya semata. Apabila dibiarkan, lambat-laun hutang tersebut akan menumpuk sehingga si penghutang sudah tidak mampu lagi untuk membayarnya, dan menyeretnya ke dalam kekufuran.

Rasulullah SAW menyatakan hal tersebut pada sabdanya:

“Aku berlindung diri kepada Allah dari kekufuran dan hutang. Kemudian ada seorang laki-laki bertanya: Apakah engkau menyamakan kufur dengan hutang ya Rasulullah? Ia menjawab: Ya!” (Riwayat Nasa’i dan Hakim)

Hutang juga dapat menyebabkan seseorang berkata tidak jujur. Apabila berkata, dia berdusta. Seperti yang dikatakan Nabi Muhammad SAW:

“Ya Tuhanku! Aku berlindung diri kepadaMu dari berbuat dosa dan hutang. Kemudian ia ditanya: Mengapa Engkau banyak minta perlindungan dari hutang ya Rasulullah? Ia menjawab: Karena seseorang kalau berhutang, apabila berbicara berdusta dan apabila berjanji menyalahi.” (Riwayat Bukhari)

Oleh karenanya Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk senantiasa berdoa untuk terhindar dari hutang.

“Ya Tuhanku! Aku berlindung diri kepadamu dari terlanda hutang dan dalam kekuasaan orang lain.” (RiwayatAbu Daud)

Apabila kita terpaksa berhutang, maka sebaiknya kita berniat untuk sesegera mungkin melunasinya, agar kita terhindar dari hutang yang dibawa mati. Segera setelah mendapatkan penghasilan, kita sisihkan terlebih dahulu uang kita untuk membayar cicilan hutang tersebut.

Presentase hutang terhadap pendapatan harus dijaga sedemikain rupa sehingga sisa pendapatan masih liquid untuk pemanfaatan lainnya. Berdasarkan pengalaman, persentasi hutang ini harus dijaga sekitar 30 % hingga 35 % dari pendapatan. Bila presentasi hutang lebih tinggi dari pada itu maka sisa pendapatan menjadi rigid. Susah bagi kita untuk memanfaatkan sisa pendapatan baik untuk kegiatan mengantisipasi risiko, investasi dunia apalagi untuk investasi akhirat.

Have a Beautiful Easter Morning, Planners

Happy Easter for those who celebrate…

Tetap semangat dan berpikiran positif, karena seperti yang dikatakan oleh alm. Zig Ziglar:

Positive thinking will let you do everything better than negative thinking will

Dengan selalu berpikiran positif terhadap segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita, kita bisa melangkah lebih maju lagi untuk menggapai sukses.

Salam Sukses!!

Hidup Anda = Reaksi Anda

Dear Planners,

Kesuksesan Anda di dalam hidup ini ditentukan oleh reaksi Anda terhadap semua masalah yang Anda hadapi, apakah Anda akan meresponnya dengan negatif atau positif. Contohnya, orang yang melihat peluang ketika terkena musibah banjir, akan langsung membuat rakit-rakit untuk disewakan kepada mereka yang tetap melakukan aktivitasnya. Seperti yang dikatakan oleh Charles Swindoll berikut ini:

Life is 10% what happens to me and 90% of how I react to it.
–Charles Swindoll

Perencanaan Keuangan Syariah: Pengeluaran yang Islami

Dear Planners,

Kali ini kita akan membahas salah satu point penting dalam perencanaan keuangan syariah, yaitu pengeluaran yang Islami. Sebagai umat Muslim, kita diwajibkan untuk mencari nafkah berupa rezeki yang halal, begitu juga dengan pengeluarannya, harus untuk kemaslahatan hidup, baik di dunia maupun akhirat, serta tidak boros. Seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW:

Seorang anak Adam sebelum menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya tentang lima perkara: (1) Tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya; (2) Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya; (3) Tentang hartanya, dari sumber mana dia peroleh dan (4) dalam hal apa dia membelanjakannya; (5) dan tentang ilmunya, mana yang dia amalkan. (HR. Ahmad)

Terdapat dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran antisipatif (darurat).

1. Pengeluaran Rutin
Pengeluaran rutin adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin, baik itu harian, bulanan, atau tahunan.

Pengeluaran harian adalah pengeluaran yang secara rutin kita keluarkan setiap hari. Biasanya pengeluaran ini mencakup biaya untuk belanja kebutuhan dapur dan sebagainya. Sebagian orang ada yang mengelompokkan pengeluaran ini sebagai pengeluaran harian dan sebagian lain mengelompokkan pengeluaran ini sebagai pengeluaran rutin mingguan dan ada juga yang bulanan.

Pengeluaran mingguan dikeluarkan akibat adanya transaksi mingguan. Contohnya, pemakaian gas untuk memasak dan belanja air mineral. Berbelanja kebutuhan pokok, bagi sebagian kalangan juga menjadi kebutuhan mingguan.

Pengeluaran bulanan adalah pengeluaran yang dikeluarkan secara rutin setiap bulannya. Oleh karena sebagian besar dari kita adalah pekerja yang sumber pendapatannya berasal dari gaji bulanan maka kebutuhannya pun sebagian besar adalah kebutuhan bulanan. Termasuk dalam kebutuhan ini adalah pembayaran listrik, telepon, SPP sekolah, cicilan rumah, cicilan motor, cicilan mobil, biaya antar jemput anak, biaya sewa rumah bulanan, dll.

Pengeluaran tahunan adalah pengeluaran yang secara rutin dikeluarkan setiap tahun. Biasanya jenis pengeluaran ini menyita banyak perhatian keluarga oleh karena jumlahnya terkadang sangat besar dan waktunya yang hampir bersamaan. Membeli perlengkapan sekolah seperti buku pelajaran, baju seragam, sepatu dan sejenisnya adalah pengeluaran tahunan yang sering menjadi momok bagi ibu rumah tangga. Membayar kontrakan rumah, pajak motor, pajak mobil juga pajak rumah dilakukan setiap tahun.

2. Pengeluaran Antisipatif (Darurat)
Pengeluaran antisipatif adalah pengeluaran yang dilakukan sewaktu-waktu ketika terjadi musibah sakit, kematian, dan lain-lain, yang datangnya secara tiba-tiba. Untuk mengantisipasi pengeluaran ini, setiap keluarga hendaknya memiliki pos khusus untuk dana cadangan (darurat) agar tidak mengganggu cashflow pendapatan dan pengeluaran rutin. Besarnya dana darurat yang ideal adalah sebesar 6 sampai 10 kali pengeluaran rutin bulanan, yang dikumpulkan secara rutin sedikit-demi sedikit dari penghasilan bulanan kita. Dengan adanya dana darurat ini, insya Allah kita tidak akan merasa kesusahan apabila kita atau keluarga kita ada yang terkena musibah.

Plan Your Dreams Clearly

Dear Planners,

Apabila Anda ingin mencapai mimpi Anda, buatlah tujuan dan perencanaan yang jelas untuk mencapainya.

Definiteness of purpose is the starting point of all achievement.
–W. Clement Stone
Kejelasan Tujuan adalah titik awal dari semua prestasi.

Selamat berencana

Salam Planners

Pikiran Anda = Nasib Hidup Anda

Dear Planners,

Apabila Anda memiliki impian, ciptakanlah impian itu di pikiran Anda. Keyakinan Anda akan membuatnya terwujud. Seperti yang dikatakan oleh John Addison:

You’ve got to win in your mind before you win in your life

Dream it, believe it, and you will get it. InsyaAllah….

Salam Planners

Maju Terus Pantang Menyerah

Dear Planners,

Di dalam hidup ini hendaknya kita terus maju dan berfikir positif agar semua mimpi kita dapat tercapai. Seperti yang dikatakan oleh Franklin D. Roosevelt berikut ini:

Satu-satunya hal yang dapat menghalangi terciptanya masa depan kita adalah keragu-raguan kita akan hari ini. Oleh karena itu, majulah terus dengan keyakinan yang kuat dan penuh.

SEMANGAATTT

Whatever You Believe, You Can Achieve

Dear Planners,

Hati-hatilah dengan pikiran Anda, karena apa yang Anda percayai itulah yang akan menjadi kenyataan. Seperti yang dikatakan oleh Napoleon Hill berikut ini:

Whatever the mind of man can conceive and believe, it can achieve.
–Napoleon Hill

Selamat malam Planners….

Mencari Nafkah (Pendapatan) Secara Islami

Dear Planners,

Pada pembahasan yang lalu kita telah membahas perencanaan keuangan Syariah, yang diantaranya mencakup pendapatan nafkah secara Islami. Artinya, dalam mencari nafkah hendaknya kita berpegang kepada aturan-aturan (syariat-syariat) Islam, agar harta yang kita dapatkan senantiasa bersih dari hal-hal yang diharamkan, baik dari zatnya maupun dari cara memperolehnya. Suatu rezeki dikatakan haram, apabila didapatkan dengan cara-cara berikut ini:

1. Tadlis

Tadlis adalah transaksi yang mengandung suatu hal yang tidak diketahui oleh salah satu pihak. Contohnya: menjual makanan dengan tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa dan komposisinya, sehingga pembeli merasa dirugikan.

2. Taghrir

Taghrir adalah transaksi pertukaran yang mengandung ketidak-pastian bagi kedua belah pihak. Contohnya: Jual-beli online yang tidak memberikan informasi yang jelas tentang waktu pengiriman barangnya.

3. Ihtikar

Ihtikar adalah upaya mengambil keuntungan di atas normal dengan menjual lebih sedikit untuk harga yang lebih tinggi. Contohnya: Penimbunan Sembako (sembilan bahan pokok) yang dilakukan oleh para agen distributor agar harganya melambung.

4. Bay Najasy

Bay najasy adalah upaya mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan menciptakan permintaan palsu. Contohnya: Ketika ada seorang pembeli yang datang menawar, si penjual berbohong dengan mengatakan bahwa barang tersebut sudah ada yang mau membeli dengan harga yang lebih tinggi, sehingga pembeli tersebut terpaksa harus membelinya dengan harga yang lebih tinggi daripada harga normal.

5. Riba

Riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Contohnya: meminjamkan uang dengan menambahkan bunga tinggi atas pinjaman tersebut.

6. Maysir

Maysir adalah upaya transaksi yang menempatkan salah satu pihak harus menanggung beban pihak yang lain akibat transaksi tersebut. Contohnya: Jual-beli rumah/tanah yang membebankan pajak pembeli dan penjual seluruhnya ditanggung oleh salah-satu pihak.

7. Riswah

Riswah adalah upaya suap-menyuap dengan memberi sesuatu kepada pihak lain untuk mendapatkan sesuatu yang bukan haknya. Contohnya, agar memenangkan tender suatu proyek, pihak kontraktor menyuap orang dalam di jajaran kepemimpinan suatu perusahaan atau instansi pemerintah, sehingga merugikan pihak lain yang juga mengikuti tender tersebut.

Sebagai umat Islam, tentunya kita ingin agar harta yang kita dapatkan menjadi berkah dan mendapat ridha’ dari Allah SWT, karena semua yang diciptakan Allah ta’ala di alam ini untuk manusia merupakan rahmat dari-Nya yang diberikan kepada segenap umat manusia, sebagaimana firman-Nya :

“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir” [QS. Al-Jaatsiyyah : 13].

Oleh karena penciptaan alam semesta dan seisinya ini sebagai rahmat yang Allah ta’ala diberikan kepada manusia, jangan sampai manusia menggunakannya dalam jalan-jalan kebathilan. Hal ini adalah sebagaimana firman-Nya :

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” [QS. Al-Baqarah : 188].

Berdasarkan Firman Allah di atas, maka kita wajib mencari harta dengan cara yang halal.