The Value of Life

Dear Planners,

“Life is not measured by the number of BREATH we take, but by the MOMENTS that take our breath away.”

–Coach Yohannes G Pauly

Hidup tidak diukur oleh jumlah nafas yang kita ambil, tapi dari moment-moment hidup mendebarkan yang telah Kita lalui…

Selamat malam…

Manajemen Risiko dalam Perencanaan Keuangan (5): Risk Financing

Dear Planners, pada postingan yang lalu telah Kita bahas beberapa metode yang tidak melibatkan uang dalam manajemen risiko. Pada postingan ini, kami Akan lanjutkan dengan pembahasan tentang Risk Financing (Pendanaan Risiko), yaitu penanganan risiko yang melibatkan uang atau dana.

Dalam metode pengendalian risiko (risk control), kerugian finansial masih bisa terjadi, kecuali dalam risk avoidance, di mana semua risiko dilenyapkan. Oleh karena itu, apabila masih ada kerugian finansial, kerugian tersebut masih harus dibayarkan dengan berbagai pilihan metode Risk Financing. Risk financing terdiri dari dua kelompok, yaitu:

 A. Risk Retention (Retensi Risiko)

Dengan metode ini, semua risiko kerugian ditanggung sendiri (seluruh/sebagian). Sumber dana diusahakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Penanggungan sendiri dapat bersifat aktif (planned retention) dan pasif  (unplanned retention).Dikatakan pasif atau tidak terencana apabila manajer risiko tidak memperhatikan tentang adanya eksposur risiko, dan karenanya tidak memiliki rencana apa pun untuk menanganinya.

Suatu perusahaan melakukan Retensi karena faktor-faktor sebagai berikut:

– keharusan, karena tidak tersedia alternatif lain

– biaya

– kerugian-harapan

– opportunity cost

– kualitas pertanggungan

– Pajak

 

B. Risk Transferring (Transfer Risiko)

Dengan metode  Risk Transferring, risiko kerugian dipindahkan kepada orang atau pihak lain. Metode-metode risk transferring terdiri atas:

1. Credit Arrangement (pengaturan kredit)

Risiko kerugian dialihkan kepada pihak yang memberi kredit.

2. Other Non-insurance Transfer (pemindahan non-asuransi lainnya)

Dengan metode ini, risiko kerugian dialihkan kepada pihak lain tanpa melalui mekanisme Asuransi. Contohnya: service guarantee contract, option, dan hedging.

3. Insurance Transfer (pemindahan melalui asuransi)

Dengan metode ini, risiko kerugian dialihkan ke perusahaan asuransi.

Semua metode-metode di atas dilakukan dengan melibatkan uang.

Wujudkan Mimpi Anda dengan Strategi yang Tepat!

Morning Planners….

Sebelum memulai aktifitas di pagi hari ini, mari Kita evaluasi kembali semua usaha yang telah Kita lakukan, apakah telah sesuai dengan rencana yang telah Kita buat untuk mencapai semua mimpi Kita atau belum. Apabila hasil yang diperoleh masih jauh dari target/impian yang diinginkan, jangan ubah target/mimpi Anda, tapi ubahlah strategi Anda dalam mencapainya. Seperti yang dikatakan di dalam kutipan berikut ini:

“When it is obvious that the goals cannot be reached, don’t adjust the goals, adjust the action steps”

–Confucious

Ketika mimpi Anda sepertinya tidak akan tercapai, jangan ubah mimpi Anda, tapi ubah strategi Anda yang sesuai dengan mimpi Anda.

Berani mewujudkan mimpi Anda? Mari Kita rencanakan dari sekarang dan realisasikan!

Kutipan Malam

Malam Planners,

Sebelum Anda beristirahat malam ini, ada baiknya Anda renungkan kutipan tentang manajemen risiko berikut ini:

The first step in the risk management process is to acknowledge the reality of risk. Denial is a common tactic that substitutes deliberate ignorance for thoughtful planning.

–Charles Tremper

Langkah pertama dalam proses manajemen risiko adalah mengetahui fakta dari risiko yang ada. Penyangkalan terhadap fakta tersebut merupakan taktik yang umum dilakukan oleh orang yang dengan sengaja tidak mempedulikan pentingnya membuat perencanaan yang matang.

Dengan mengetahui risiko-risiko yang ada dan mengantisipasinya dengan mengambil manajemen risiko yang tepat, maka perencanaan keuangan Anda dapat berjalan dengan baik dan lancar…

Salam Planners

Manajemen Risiko dalam Perencanaan Keuangan (4) : Risk Controlling Method

Dear Planners,

Pada postingan yang lalu kita telah bahas pengertian dari Risk Management, yang terdiri dari Risk Control dan Risk Financing. Namun, pada kesempatan ini kami hanya akan membahas tentang risk control terlebih dahulu. Apa itu Risk Control?

Risk control adalah metode pengendalian risiko yang tidak melibatkan uang/dana. Metode ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu sebelum, pada saat, dan sesudah terjadi kontak dengan kerugian. Di sini kejadian-kejadian yang mengakibatkan kerugian keuangan diupayakan untuk dikurangi kemungkinan terjadinya  dan besarnya kerugian keuangan yang terjadi diminimalkan.

Ada 5 cara (metode) dalam pengendalian risiko:

1. Risk Avoidance (Penghindaran Risiko)

Dengan metode ini, risiko dihindari dengan cara meninggalkan atau tidak pernah melakukan kegiatan apa pun yang memiliki risiko. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan potensi keuntungan dan kerugian yang dapat diakibatkan oleh suatu aktifitas. Contohnya: Tidak bepergian ke tempat rawan bencana seperti Jepang dan tidak melakukan olahraga berbahaya jika tidak ingin cidera.

2. Segregation (Pemisahan Risiko) and Diversification (Pembagian Risiko)

Segregation dilakukan dengan memisahkan orang-orang atau benda-benda yang dapat menjadi penyebab kerugian. Diversifikasi dilakukan dengan memperbanyak aset atau aktifitas pada lokasi yang berbeda. Contohnya: Menempatkan uang pada beberapa sarana investasi yang berbeda daripada menempatkan ssemuanya dalam satu sarana investasi. Selain itu, dapat juga memilih untuk bepergian dengan kendaraan terpisah daripada semua keluarga inti berada dalam satu kendaraan.

3. Loss Prevention (Pencegahan Kerugian)

Metode ini dilakukan untuk mencegah dampak kerugian. Contohnya, dengan meningkatkan langkah-langkah keamanan untuk mengurangi kemungkinan kebakaran dengan memasang alarm kebakaran. Selain itu, bisa juga dengan melakukan langkah-langkah pengurangan risiko sakit dengan hidup sehat dan mencegah dampak kecelakaan bermotor dengan mengenakan helm saat mengendarai motor.

4. Loss Reduction (Pengurangan Kerugian)

Metode ini dilakukan dengan mengurangi dampak kerugian atau pun kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko. Contohnya, dengan menggunakan sabuk pengaman untuk mengurangi kemungkinan terjadinya cidera dalam kecelakaan lalu lintas dan mengurangi dampak kebakaran dengan pemadam kebakaran otomatis.

5. Non-insurance Transfer (Pemindahan Non-asuransi)

Dengan metode ini, risiko dialihkan tanpa menggunakan asuransi. Contohnya, dengan mendirikan sebuah peusahaan bisnis untuk mengalihkan risiko menanggung kerugian dan mengambil kontrak sewa yang lebih panjang untuk menghindari harga sewa yang meningkat.

*Bersambung*

Pagi yang Cerah

Pagi Planners,

Bagaimana target Anda di minggu kedua di bulan puasa ini? Semoga aktifitas Anda dalam mencapai target tidak ikut berpuasa juga… aamiin…

Tetap ikuti postingan kami, masih seputar manajemen risiko dalam perencanaan keuangan, yaitu tentang risk control, bagaimana mengendalikan risiko tanpa melibatkan uang.

Stay tuned…

Kisah si Elang dan si Ayam

Dear Planners,
Alkisah di atas sebuah bukit, seekor induk elang sedang mengerami telur-telurnya. Ketika induk elang tersebut pergi mencari makan, terjadi gempa sehingga salah satu telur elang tersebut jatuh menggelinding ke sebuah peternakan ayam di kaki bukit tersebut.
Telur tersebut ditemukan oleh seekor induk ayam dan dibawa masuk ke kandang serta dierami layaknya telurnya sendiri. Setelah menetas, anak elang tersebut dipelihara dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh sang induk tersebut. Tidak ada perbedaan perlakuan terhadap anak-anak ayam dan elang.
Hari berganti hari, Minggu berganti Minggu, akhirnya anak elang tersebut tumbuh dan hidup sebagaimana ayam-ayam lainnya: makan biji-bijian, berjalan dgn 2 kaki, dan berkokok.
Suatu hari, ketika anak elang tersebut sedang bermain dan mencari makan di ladang, lewatlah sekawanan elang yang terbang melintas di angkasa. Melihat kawanan tersebut, anak elang berdecak kagum dan bergumam, “Wahh… Gagah sekali mereka, bisa terbang di angkasa nan tinggi. Seandainya aku bisa mengepakkan sayapku dan terbang seperti mereka…”
Mendengar gumaman tersebut, anak2 ayam tertawa dan mengejeknya, ” Hahaha… Mana mungkin kamu bisa seperti mereka, kita kan cuma anak ayam. Sayap kita pendek. Gak ada tuh sejarahnya ada ayam yg bisa terbang. Hahaha… Sudahlah gak usah mimpi jadi elang, lebih baik kita teruskan cari makan saja”. Mendengar cemoohan teman-temannya, anak elang menjadi sedih dan pulang ke rumahnya dengan tubuh lunglai.
Esoknya, ketika dia sedang mencari makan di ladang bersama induknya, dia kembali melihat kawanan elang terbang tinggi melintasinya. Kembali si anak elang berkata, “Ibu, aku ingin seperti mereka, terbang tinggi di angkasa.”
Mendengar anaknya berkata seperti itu, induk ayam tertawa dan menjelaskan dengan lembut kepadanya, “Sayang, kita bangsa ayam, sangatlah berbeda dengan bangsa elang. Mereka memiliki sayap yang lebar dan kuat, sehingga bisa terbang tinggi di angkasa. Sedangkan kita, memiliki sayap yg kecil dan pendek. Tidak pernah ada bangsa kita yg dapat terbang tinggi. Jadi, sebaiknya kaukubur keinginanmu yang mustahil itu dalam-dalam, Nak…”
Mendengar penjelasan induknya, anak elang kembali bersedih dan mengubur dalam-dalam keinginannya itu. Setiap kali dia melihat sekawanan elang yg terbang melintasinya, setiap kali itu pula dia memiliki keinginan untuk dapat terbang tinggi di angkasa. Namun, seketika itu juga dia teringat perkataan teman-teman dan ibunya bahwa dia hanyalah seekor ayam yg tak mungkin dapat terbang tinggi, sehingga dia kembali mengubur dalam-dalam impiannya.
Lama-lama, anak elang mulai mempercayai perkataan tersebut dan benar-benar meninggalkan mimpinya untuk dapat terbang tinggi seperti layaknya seekor elang. Akhirnya, anak elang tersebut tumbuh dewasa dan tidak pernah dapat terbang tinggi sampai akhir hayatnya.
Taken from A Tale of The Eagle and the Chicken
Moral lesson:
Dalam menggapai mimpi, selalu ada orang lain yang mencemooh mimpi kita dan mengatakan bahwa mimpi tersebut mustahil untuk direalisasikan. Namun, hendaknya kita jangan terlalu mendengar cemoohan orang tersebut. Setiap diri kita sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi seekor elang yang gagah perkasa (manusia superhebat), namun karena kita sibuk mendengarkan dan memikirkan perkataan negatif dari orang lain, maka kita hanya dapat tumbuh sebagai ayam (manusia biasa).
Bagi orangtua, hendaknya selalu memberikan support dan sugesti yg positif utk setiap impian anak-anaknya, jangan sampai mimpi besar anak kita mnjadi kandas hanya karena statement-statement yang negatif dari kita sebagai orangtua.
SEMANGATTT…

Manajemen Risiko dalam Perencanaan Keuangan (3)

Siang Planners…

Di dalam perencanaan keuangan, kita telah belajar bagaimana caranya mencapai tujuan-tujuan jangka panjang, seperti menyekolahkan anak di universitas terbaik, menikmati masa tua yang sejahtera, dan meninggalkan harta warisan yang cukup bagi keluarga, dengan berinvestasi. Namun, apakah pernah kita berpikir bahwa di dalam hidup ini selalu ada sesuatu hal (risiko) yang memaksa kita untuk berhenti berinvestasi di tengah jalan, sehingga tujuan-tujuan jangka panjang tersebut tidak dapat terwujud?

Risiko-risiko kehidupan, seperti kematian di usia dini, cacat tubuh karena kecelakaan atau penyakit, dan sakit keras yang berkepanjangan dapat mengakibatkan seseorang dan keluarganya menderita karena kehilangan penghasilan atau mengalami kerugian secara finansial. Risiko-risiko di atas akan selalu ada dan dapat menimpa siapa saja. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana caranya untuk mengatasi kerugian finansial yang dapat dialami oleh seseorang yang mengalami risiko di atas melalui manajemen risiko.

Menurut FPSB (Financial Planning Standards Board) Indonesia, “manajemen risiko adalah suatu pendekatan sistematik untuk menemukan dan memperlakukan risiko (yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi) yang dihadapi oleh seseorang dan keluarganya”, sehingga risiko tersebut  dapat ditanggulangi dengan suatu cara (strategi). Ada dua metode dasar dalam memperlakukan risiko, yaitu pengendalian risiko (risk controlling) dan pendanaan risiko (risk financing).

Apa yang dimaksud dengan risk controlling dan risk financing? Langkah-langkah apa saja yang tercakup dalam metode-metode tersebut? Kita bahas keduanya dengan lebih detail pada postingan besok.

Stay tuned, Planners…

Setetes Embun Pagi

Ilmu itu bagaikan setetes embun di pagi hari, semakin diserap terasa semakin haus; dan supaya kita dapat mengerti, kita harus mendalaminya dahulu dengan mempraktekkannya. Seperti yang diungkapkan oleh Benjamin Franklin di bawah ini:

“Tell me and I forget, teach me and I may remember, involve me and I learn.”
― Benjamin Franklin

Ceritakan kepadaku dan aku akan lupa, ajarkan aku dan aku dapat mengingat, libatkan aku dan aku akan berlajar…

Selamat belajar melalui praktek, Planners…

Malam Penuh Berkah

Malam Planners,

Selama bulan Ramadhan ini, marilah kita manfaatkan waktu malam kita untuk beribadah dan meminta ampunan kepada Allah SWT. Semoga kita semua senantiasa diberkahi oleh Allah SWT dengan kehidupan yang bahagia dan sejahtera, baik di dunia maupun di akhirat… aamiin…

Namun, jangan lupa, buat perencanaan untuk mencapai mimpi-mimpi Anda, sehingga semua mimpi itu dapat terealisasikan dengan baik. Tetap ikuti postingan-postingan kami dan selamat beristirahat….

Salam Sukses