Pagi planners..
Without self discipline, success is imposible.
Tanpa disiplin pribadi, kesuksesan itu mustahil.
Selamat beraktivitas..
Pagi planners..
Without self discipline, success is imposible.
Tanpa disiplin pribadi, kesuksesan itu mustahil.
Selamat beraktivitas..
Malam planners..
Bagi sebagian besar dari kita mungkin harga sebatang rokok tidak ada artinya, namun jika kita kalkulasi harga rokok yang dikonsumsi perokok selama hidupnya, harganya tidak main-main dan bahkan mempengaruhi hidup kita dimasa depan. Berikut ilustrasi seperti yang dialami seorang klien perencana keuangan di Amerika seriket :
Seorang manager perusahaan dapat berinvestasi sebesar $300 (sekitar Rp. 3.300.000) per bulan untuk simpanan hari tuanya.
Pada usia 55 tahun, dia dapat menikmati dana pensiun sebesar $2300 (sekitar Rp. 25.000.000) per bulan hingga sisa hidupnya. Namun jika dia berhenti merokok, dia dapat menikmati dana pensiun sebesar $3000 (sekitar Rp. 33.000.000) per bulan.
Jika dia berhenti merokok tentu dia dapat berinvestasi lebih besar untuk hari tuanya.
Terlihat bukan berapa harga rokok dan pengaruhnya bagi masa depan kita?
Siang planners..
Strategi tidak hanya harus dimiliki ketika berperang, dalam berinvestasi pun kita harus memiliki strategi untuk meminimalkan resiko investasi serta memperoleh hasil investasi (return) yang maksimal.
Investasi dapat dilakukan setidaknya dengan 2 cara, yaitu investasi kecil namun berkala setiap bulannya dan investasi sekaligus dalam jumlah besar (dikenal dengan istilah Lump Sum).
Manakah yang lebih baik?
Investasi Lump Sum dilakukan dengan cara menyetor dana dalam jumlah besar di awal investasi dan membiarkan uang naik dan turun mengikuti perkembangan pasar tanpa melakukan tambahan investasi (top up) hingga investor memutuskan untuk mencairkannya.
Investasi Lump Sum efektif memberikan hasil investasi yang baik jika dilakukan pada timing yang tepat, yaitu saat harga NAB (Nilai Aktiva Bersih) sedang turun di posisi terendah sehingga memungkinkan investor memperoleh lebih banyak unit investasi pada harga yang lebih murah. Ketika NAB naik kembali ke posisi semula atau lebih tinggi, maka akan memberikan hasil yang lebih maksimal. Namun NAB terendah tidak selalu dapat diprediksi dengan tepat. Investasi Lump Sum pun memerlukan modal yang cukup besar sehingga kurang cocok untuk investor dengan alokasi investasi yang pas-pasan.
Investasi secara berkala , sekecil apapun jumlahnya setiap bulan lama kelamaan bisa berkembang menjadi jumlah yang besar. Dengan menabung sejumlah uang secara berkala tanpa mempedulikan kondisi pasar yang sedang naik atau turun, investor dapat memperoleh harga rata-rata (average), oleh karena itu investasi jenis ini juga dikenal dengan istilah Dollar Cost Averaging (DCA). Invetasi berkala sebaiknya dilakukan dalam jangka panjang untuk memperoleh hasil yang signifikan.
Kelebihan investasi berkala :
Jika dilihat, masing-masing strategi investasi memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Pilih Yang Mana?
Investasi secara berkala dan investasi Lump Sum sebenarnya bukan merupakan pilihan namun harus saling melengkapi. Saat pasar sedang turun, belilah sejumlah besar produk investasi (Lump Sum) dan secara teratur lakukan investasi berkala. Dengan cara ini Anda akan mendapatkan hasil investasi yang lebih maksimal.
Selamat berinvestasi..
Pagi planners..
Selamat memulai aktivitas. Semoga hari senin ini menjadi awal produktivitas Anda di minggu ini. Jangan lupa ikuti bahasan kami siang nanti tentang strategi berinvestasi.
Salam semangat..
Dear Planners,
Kesuksesan tidak hanya dilihat dari apa yang bisa kita raih saat ini saja, melainkan dari apa yang sudah kita tanam untuk kita petik hasilnya di masa yang akan datang.
Don’t judge each day by the harvest you reap but by the seeds that you plant.
Robert Louis Stevenson
Salam Planners
Dear Planners,
Memiliki rasa aman adalah kebutuhan setiap manusia. Khususnya bagi umat Islam, memiliki rasa aman baik di dunia maupun di akhirat nanti adalah kebutuhan yang utama, dan rasa aman tersebut dapat diperoleh dari proteksi yang kita buat, baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat. Bagaimana cara membuat proteksi tersebut agar kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat dapat terlindungi? Mari kita simak pembahasan berikut ini:
1. Asuransi Jiwa dan Kesehatan Syariah
Asuransi jiwa dan kesehatan syariah memiliki konsep saling tolong menolong untuk kebaikan. Seperti halnya kita mengumpulkan uang “kencleng” di masjid, masing-masing peserta/kontributor mengumpulkan dana ummat yang disebut sebagai dana tabarru’ yang dikelola oleh perusahaan asuransi. Apabila ada peserta/kontributor yang mengalami musibah sakit, kecelakaan, atau meninggal, maka dana tabarru’ tersebut dapat dikeluarkan untuk menolong peserta tersebut, sesuai dengan akad ijab kabul yang telah dilakukan sebelumnya. Apabila di akhir tahun terdapat sisa (surplus) dana tabarru’, maka sisa dana tersebut akan dibagikan kembali kepada para peserta yang tidak pernah klaim selama 1 tahun, setelah dikurangi bagi hasil dengan pengelola dana.
Dengan konsep saling tolong-menolong dari asuransi jiwa dan kesehatan syariah ini, maka kita dapat memiliki proteksi sekaligus terus beramal secara pasif, karena dana tabarru’ yang kita kumpulkan setiap menitnya akan selalu digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sudahkah Planners memiliki asuransi seperti ini?
2. Zakat
Zakat merupakan bentukan dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Itu berarti bahwa setiap harta yang sudah dibayarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Selain itu, zakat juga dapat menjadi proteksi kita baik di dunia dan di akhirat yang menjauhkan kita dari musibah dan marabahaya.
Zakat berperan sebagai pembersih sebagaimana sabun mandi, shampo serta detergen. Apabila kita tidak membayar zakat, harta benda kita masih kotor berlumpur. Harta kita masih belum suci, belum bersih, kurang baik, kurang berkah dan akan dengan mudah hilang dari genggaman kita. Ingat sifat reversible harta!.
Ada dua pendapat yang berbeda dalam perhitungan zakat ini. Perbedaannya pada sandaran yang digunakan. Pendapat pertama menyandarkan zakat penghasilan pada zakat pertanian dan pendapat kedua menyandarkan pada zakat perdagangan. Pendapat pertama menyatakan bahwa bila total penghasilan dalam setahun melebihi nisab 750 kg beras maka kekayaan yang dimiliki sudah terkena wajib zakat. Besarnya zakat yang harus dibayarkan adalah sebesar 5% dari penghasilan.
Pendapat kedua menyatakan bila total penghasilan dalam setahun melebihi nisab 85 gram emas maka kekayaan yang dimiliki sudah terkena wajib zakat. Besarnya zakat yang harus dibayarkan adalah sebesar 2.5% dari penghasilan. Tidak ada yang salah dari kedua pendapat di atas, semua dikembalikan kepada Planners untuk memilih pendapat mana yang diyakini.
KESIMPULAN
Setelah membahas Perencanaan Keuangan Islami di atas, pertanyaan selanjutnya adalah berapa komposisi ideal dari pendapatan kita yang harus dibagi untuk tiap-tiap pemanfaatannya.
Alokasi pendapatan yang pertama adalah untuk membayar hutang yaitu maksimum sebesar 30% dari pendapatan. Angka tersebut dapat menjaga optimasi likuiditas pendapatan. Selanjutnya untuk pengeluaran biaya rutin sebesar 40%, dan membayar zakat sebesar 2,5% dari sisa pendapatan di atas.
Setelah itu, seluruh sisa dana langsung dikelompokan untuk pemanfaatan dengan komposisi 7,5% untuk investasi akhirat, 20% untuk pengumpulan dana darurat, dan 30% untuk investasi dunia dan proteksi.
Konsekuensi dari pengalokasian pendapatan di atas dapat mengakibatkan 3 situasi, yaitu:
a) Pendapatan > Pemanfaatan, kondisi ini merupakan kondisi yang ideal.
b) Pendapatan = Pemanfaatan, kondisi ini merupakan kondisi yang minimum
c) Pendapatan < Pemanfaatan, kondisi dimana akan terjadi chaos atau krisis.
Kondisi pertama yaitu dimana pendapatan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran. Kondisi ini merupakan kondisi IDEAL dan sangat diharapkan bagi kita semua. Apa yang akan kita lakukan pada kondisi ideal ini?
Terserah bagi kita untuk melakukan apa. Pada kondisi ini segala apa yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Apakah kita mau menginvestasikan kelebihan pendapatan ini untuk kehidupan dunia dengan jalan-jalan ke luar negeri?. Terserah! Semuanya terserah kepada kita.
Namun karena hidup di dunia hanya sementara sedangkan kehidupan yang abadi adalah kelak di akhirat nanti maka akan sangat bermanfaat bila kelebihan pendapatan ini dialokasikan dengan memperbanyak investasi untuk kehidupan akhirat. Perbanyaklah amal kebaikan, bayarlah zakat harta, juga dengan memperbanyak wakaf. Cobalah berpikir untuk membiayai ibadah haji kerabat kita atau orang shaleh di sekitar kita.
Jangan tunda berinvestasi untuk kehidupan akhirat kita. Mumpung kita sedang diberi amanah harta oleh Allah SWT. Ingat nasehat Nabi, “Jangan sia-siakan kekayaan sebelum datang kemiskinan”.
Kondisi kedua yaitu dimana pendapatan sama besar dengan pemanfaatan. Kondisi ini adalah kondisi MINIMUM. Apa yang akan kita lakukan apabila kita berada pada kondisi minimum ini? Bila kita termasuk orang yang easy going maka kita tidak perlu melakukan apa-apa. Kita hanya cukup menikmati hidup kita. Namun oleh karena kehidupan dunia hanya sementara sedangkan kehidupan akhirat adalah abadi, maka akan sangat bermanfaat bila kita menambah aktifitas untuk menambah pendapatan kita. Hasil yang kita peroleh dimanfaatkan untuk investasi akhirat.
Kondisi ketiga yaitu dimana pendapatan lebih kecil dibandingkan pemanfaatan atau dapat dibalik dengan pernyataan pemanfaatan lebih besar daripada pendapatan. Kondisi ini adalah kondisi KRISIS atau CHAOS. Kita semua pasti tidak menginginkan kondisi ini. Namun kondisi lingkungan terkadang memaksa kita untuk berada di kondisi krisis atau chaos ini. Bila hal ini terjadi maka kita harus melakukan salah satu dari kedua hal di bawah:
1) Kurangi biaya rutin kita. Bila biasanya kita makan bersama anak istri di restoran 3 kali dalam sebulan maka kurangi kebiasaan ini menjadi hanya sekali dalam sebulan. Bila kita biasanya menggunakan telepon atau internet sebesar 300 ribu sebulan maka kurangi biaya tersebut.
Tentunya biaya dari pos pengeluaran mana yang harus kita kurangi, diurutkan terlebih dahulu berdasarkan skala prioritas. Jangan sampai mengurangi alokasi untuk dana lainnya seperti dana darurat, dana investasi akhirat ataupun biaya investasi dunia, dan dana proteksi. Keempat biaya ini akan sangat kita butuhkan di masa yang akan datang atau di masa ketika kita menemui masalah yang tidak terduga.
2) Bila kita tidak bisa mengurangi biaya rutin maka kita harus melakukan aktifitas menambah pendapatan dengan berbisnis.
3) Tambahkan porsi investasi akhirat. Ingat membelanjakan sebagian rizki yang kita dapat di jalan kebajikan (shadaqoh) akan meningkatkan keberkahan harta yang kita miliki. Keberkahan akan ‘memanggil’ calon pendapatan lainnya datang ke kantong kita. Aamiin ya rabbal 'alamiin….
Dear Planners,
Sebagai manusia, kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa dapat mengatur rezeki yang kita peroleh dengan sebaik-baiknya dan tidak bersifat boros. Sesuai dengan Firman-Nya, yang artinya:
And [they are] those who, when they spend, do so not excessively or sparingly but are ever, between that, [justly] moderate
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
Q.S. Al Furqaan:65
Dear Planners,
“We are what we pretend to be, so we must be careful about what we pretend to be.”
–Kurt Vonnegut
Dear Planners,
Kali ini kita akan membahas tentang investasi yang Islami. Investasi adalah menunda konsumsi saat ini untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa yang akan datang. Di dalam Islam, kita mengenal 2 macam investasi, yaitu investasi dunia dan investasi akhirat. Kedua investasi tersebut dapat kita lakukan agar mencapai kehidupan yang sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
Investasi Dunia
Investasi dunia adalah segala bentuk investasi yang dinikmati oleh kita selama kita masih hidup atau dinikmati oleh orang lain yang kita tinggalkan bila kita mati. Yang termasuk ke dalam investasi dunia adalah investasi umum, pensiun, dan pendidikan anak.
a) Investasi,
yang dimaksud dengan investasi disini adalah investasi yang sudah dipahami di masyarakat pada umumnya, seperti membuka deposito, menabung, membeli saham, menambah asset, membeli obligasi dsbnya.
Tujuan yang diharapkan dari investasi adalah:
1. Melindungi nilai uang dari inflasi.
2. Dinikmati di masa yang akan datang.
3. Mengantisipasi ketidakpastian daya beli di masa yang akan datang.
4. Memelihara kelangsungan pendapatan (ketika kemampuan bekerja berkurang).
5. Meningkatkan aset.
Sebelum melakukan investasi, perlu diperhatikan beberapa hal penting yaitu adanya risiko. Dalam investasi dikenal istilah High Risk – High Return. Semakin tinggi risiko yang dimiliki oleh instrumen Investasi maka semakin tinggi tingkat pengembaliannya. Investasi di pasar modal misalnya. Investasi ini memberikan janji tingkat pengembalian yang cukup tinggi namun investasi inipun berisiko tinggi. Kita melihat beberapa hari belakanagn ini, setelah resesi ekonomi melanda Amerika Serikat, bursa saham seluruh dunia mengalami ketidak pastian yang sangat tidak menentu. Krisis keuanganpun melanda dunia.
Sebagai salah satu cara meminimisasi risiko dalam berinvestasi saham adalah dengan berinvestasi di reksadana. Yaitu membeli beberapa jenis saham (tidak hanya satu saham tunggal). Hal ini sesuai dengan prinsip investasi yaitu “Jangan Letakan Telur Pada Satu Keranjang”. Jangan meletakan investasi pada satu jenis investasi.
Investasi yang sedikit lebih aman dibandingkan saham yaitu dalam bentuk fixed income seperti obligasi atau surat hutang. Biasanya return yang diperoleh dari obligasi sedikit lebih tinggi dari SBI.
Nah berhubung investasi di pasar modal dalam beberapa hal masih dapat dikelompokan dalam hukum haram. Sebaiknya bila hendak berinvestasi dalam saham atau obligasi maka pilihlah investasi syariah. Saat ini sudah ada pasar modal syariah. Bahkan untuk pasar modal syariah ini sudah ada index syariah yang disebut Jakarta Islamic Index. Pada tahun 2004 penulis pernah melakukan penelitian tentang volatility JII terhadap IHSG (Index Harga Saham Gabungan) ternyata JII hanya memiliki volatility sekitar 0,50 % hingga 0,52 % saja. Itu artinya nilai JII secara statistik sama dengan IHSG. Salah satu contoh produk investasi yang sesuai syariah di bidang ini adalah produk unit link dari takaful indonesia[26] yaitu Istiqomah yang diinvestasikan pada obligasi, Mizan yang diinvestasikan baik pada obligasi maupun saham syariah dan Alia yang seluruhnya diinvestasikan pada saham syariah.
Nah bila investasi dilakukan di sektor ril maka yang perlu dilakukan adalah tingkat keamanan investasi tersebut. Berinvestasi di perkebunan misalnya. Kita harus paham benar tentang proses berkebun, dalam arti kita harus memiliki pengetahuan di bidang ini. Bila tidak, maka kita sebagai investor hanya akan mendapat informasi dari penggarap: “maaf pak, panen gagal karena terserang hama”. Bila kita berinvestasi di bidang franchise maka perlu diperhatikan orang di belakang layar atau pemilik bisnis tersebut. Apakah orang tersebut kredibel ataukah tidak.
Likuiditas investasi juga perlu diperhatikan. Bila kita memperkirakan bahwa kita akan mempergunakan dana yang diinvestasikan beberapa bulan di muka maka jangan berinvesatsi di area yang tidak liquid, seperti pembelian tanah, rumah atau ruko.
Bila liquiditas yang diperlukan maka lebih baik kita berinvestasi di bidang keuangan seperti deposito atau tabungan. Alternatif lain dalam berinvestasi adalah dengan membeli emas. Beberapa lembaga islampun saat ini gencar mengkampanyekan dinar sebagai alternatip investasi.
b) Pendidikan anak
Islam sangat memperhatikan masa depan anak kita[27]. Sebagaimana di dalam QS 4: 9 di atas, Allah SWT memperingatkan kepada umat islam agar mereka memiliki rasa takut dan khawatir apabila mereka meninggalkan keturunan yang lemah dan tidak sejahtera.
Islam mengajarkan agar anak-anak kita tidak bodoh dan tidak menjadi umat yang mudah dibodohi. Sehubungan dengan itu, kita harus menyiapkan anak-anak kita melalui pendidikan yang baik. Penyediaan pendidikan anak-anak ini sudah sepatutnya dirancang sebelum anak-anak mengenal arti pendidikan itu sendiri. Pendidikan anak merupakan kegiatan yang harus direncanakan sedari awal.
Kita tidak usah bicara pendidikan tinggi, untuk masuk TK saja terkadang uang pangkalnya mencapai di atas Rp 5 juta. Apalagi ketika masuk SDIT atau SMPIT. Luar biasa!. Itu kalo kita bicara SPP, di luar itu kita harus banyak mengeluarkan dana lebih untuk pembelian barang-barang pendudukung pendidikan lainnya. Oleh karenanya pendidikan anak harus dirancang jauh-jauh hari.
c) Pensiun
Mengapa kita harus mempersiapkan pensiun?
Di depan sudah kita jelaskan bahwa salah satu risiko dalam kehidupan adalah berumur panjang. Apabila kita ditakdirkan oleh Allah SWT memiliki usia yang lebih panjang maka kita akan menemui kehidupan yang disebut masa pensiun. Pada saat itu kemampuan kita berpenghasilan akan berkurang. Kemampuan fisikpun jauh menurun. Oleh karenanya kita membutuhkan dana yang berlebih untuk hidup hingga ajal menjemput. Oleh karena umur merupakan rahasia Allah SWT maka kita sudah selayaknya membuat perencanaan untuk pensiun mulai saat ini. Kita berharap pada usia pensiun, kita dapat mandiri tanpa merepotkan orang lain. Melalui perencanaan pensiun yang baik kita dapat menikmati kehidupan masa pensiun dengan baik.
Sayang, kesadaran untuk mempersiapkan masa pensiun ini belum disadari benar oleh kebanyakan orang, meskipun realitanya mereka sudah mengetahui hal ini. Beberapa hal yang menjadi kendala dalam perencanaan pensiun ini karena perencanaan pensiun tidak termasuk dalam prioritas alokasi keuangan. Sangat disayangkan memang.
Kita tahu yang namanya perubahan itu pasti akan terjadi pada kita semua. Baik perubahan fisik, mental, keuangan maupun perubahan di lingkungan kita. Perubahan lingkungan apa saja yang akan terjadi ketika kita memasukai usia pensiun?
Ketika kita memasuki usia pensiun, nilai uang sudah berubah. Akibat inflasi, nilai uang 1 juta yang tadinya begitu berharga akan menjadi uang yang tidak begitu bernilai. Uang 1 juta menjadi tidak ada apa-apanya. Nah dengan alasan tersebut maka kita harus dapat merencakan pensiun kita sejak dini.
Investasi Akhirat
Investasi akhirat adalah menunda konsumsi di dunia untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak di akhirat nanti. Beberapa bentuk investasi akhirat adalah:
a) Infak – Shadaqoh.
Tiap menjelang pagi hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: “Ya Allah, karuniakanlah bagi orang yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan.” Malaikat yang satu lagi berdoa: “Ya Allah, timpakan kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya).” (Mutafaq’alaih)
Infak[19] berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariah infak berarti mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh ajaran islam. Bila zakat memiliki batas minimum wajib zakat (nishab) maka tidak demikian halnya dengan infak. Berapun harta (pendapatan) yang kita miliki maka infak boleh dikeluarkan.
Infak boleh diberikan kepada siapa saja, sedangkan zakat hanya diberikan kepada orang-orang tertentu yang biasa disebut mustahiq. Dengan demikian berbeda dengan zakat, infak memilliki banyak kebebasan dalam penunaiannya.
Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Menurut terminologi syariah pengertian sedekah sama dengan infak termasuk hukum dan ketentuan-ketentuannya. Perbedaannya terletak pada obyek kegiatan. Bila infak hanya terbatas pada sesuatu yang bersifat materi maka sedekah bisa bersifat non materi. Yang dimaksud non materi misalnya dzikir, melakukan hubungan suami istri, menyingkirkan duri dari jalanan dll.
b) Haji
Haji berarti sengaja melakukan sesuatu, yaitu sengaja datang ke Mekah, mengunjungi Ka’bah dan tempat-tempat lainnya untuk melakukan rangkaian ibadah tertentu, seperti wukuf, thawaf, sa’i dan amalan lainnya pada masa tertentu dengan syarat – syarat tertentu[20]. Ibadah haji adalah ibadah fardhu bagi umat islam[21].
Yusuf al-Qaradhawi[22] mengatakan bahwa penggalan ayat di atas yang berbunyi wa man kafara (barang siapa yang mengingkari) adalah orang yang tidak melaksanakan haji atau menolak kewajiban. Itu artinya orang yang tidak melaksanakan haji dikelompokan ke dalam orang yang mengingkari perintah Allah SWT. Semoga kita dijauhkan dari kelompok ini. Ibadah haji menjadi berbeda dengan ritual ibadah lainnya karena ibadah haji merupakan satu-satunya ibadah yang menggabungkan kemampuan fisik dan harta. Bandingkan dengan ibadah puasa, shalat dan zakat. Puasa atau shalat merupakan ibadah yang sangat tergantung pada kemampuan fisik. Sedangkan zakat sangat tergantung kemampuan harta. Adapun ibadah haji hanya dilakukan setahun sekali dan ibadah ini sangat tergantung pada kemampuan fisik dan kemampuan harta. Ingat, oleh karena kondisi fisik dan harta dapat berubah dengan tak terduga maka sebaiknya kita dapat menyegerakan ibadah haji ini.
Ibadah haji adalah wajib bagi umat islam yang mampu. Kembali Dr. Yusuf Al Qaradhawi mengatakan bahwa yang dimaksud mampu disini adalah mampu untuk membawa bekal perjalanan dan bermukim. Disamping bekal untuk dirinya, umat islam yang melaksanakan ibadah haji pun harus mampu mencukupi nafkah bagi keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.
Seperti dijelaskan di atas, ibadah haji adalah ibadah yang melibatkan kemampuan fisik dan harta. Fisik dan harta adalah sesuatu yang dapat dikelola (management) oleh karenanya tidak ada sedikitpun alasan bagi kita untuk tidak menyegerakan ibadah ini. Aturlah harta kita, sisihkan sebagain harta kita untuk ibadah ini, berdoalah sebanyak-banyaknya dan sesering-seringnya, niscaya Allah SWT tidak akan melupakan orang yang telah berusaha dan berdoa, Amin. Semoga para pembaca semua dimudahkan oleh Allah SWT untuk dapat melaksanakan ibadah haji ini sebelum ajal menjemput.
c) Qurban
Berkaitan dengan hukum menyembelih hewan qurban, Yusuf al-Qaradhawi mengatakan bahwa Imam Malik, Imam Syafei dan Imam Ahmad menyebutkan hukum menyembelih hewan qurban adalah sunnah. Sedangkan menurut imam Abu Hanifah menyembelih hewan qurban adalah hukumnya wajib bagi orang yang diberikan kemurahan rizki dan kelapangan[23]. Menyembelih hewan qurban juga merupakan tanda syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT[24]
Dengan demikian bisa dilihat bahwa penyembelihan hewan qurban pada dasarnya merupakan tanda syukur atas rizki yang telah diberikan kepada kita. Penyembelihan hewan qurban juga sebagai wujud rasa tunduk dan kepatuhan kepada Allah SWT yang telah banyak memberikan rizki kepada kita semua[25].
Nah, itu berarti ibadah qurban bermata dua. Dalam arti, bila dikerjakan maka Allah SWT akan menambah nikmatnya kepada kita. Sebaliknya bila kita tidak melaksanakan penyembelihan qurban maka Alalh SWT telah memberikan janjinya tentang azabnya yang pedih.
Menyembelih hewan qurban merupakan ibadah yang menyandarkan pada kemampaun harta, oleh karenanya ibadah inipun sebenarnya dapat dikelola dengan baik. Katakan saja harga seekor kambing adalah sebesar RP 800.000,- maka sebenarnya bisa saja kita menyisihkan sebagian penghasilan kita sebulannya sebesar Rp 800.000,- / 12 = Rp 67.000,- per bulan. Bayangkan dengan menyisihkan penghasilan kita sebesar Rp 67.000,- per bulan sedangkan janji Allah SWT akan menambah nikmatnya kepada kita adalah sesuatu yang pasti. Mengapa kita masih tidak memprioritaskan ibadah ini?.
d) Wakaf
Wakaf yang dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya merupakan pengalokasian barang tidak bergerak terutama tanah untuk dijadikan mushola, masjid, pekuburan muslim dsbnya. Padahal di Negara-negara Arab praktek wakaf juga dapat melibatkan dana tunai yang berbentuk wakaf tunai.
Alhamdulillah pemahaman masyarakat terhadap wakaf tunai ini, saat ini mulai terbuka. Beberapa lembaga pengelola wakaf pun mulai tumbuh. Wakaf yang dikelolapun tidak hanya berupa tanah tetapi juga berupa uang tunai. Sandaran hukum nya sendiri ada pada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairoh:
Rasulullah SAW bersabda: Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga hal: shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya.
Para ulama menafsirkan kata shadaqoh jariyah yang pahalanya terus mengalir dengan istilah wakaf. Jelaslah bahwa wakaf merupakan investasi akhirat yang balasan amalnya dapat terus mengalir kepada orang yang membayar wakaf.
Dear Planners,
“Of all sad words of tongue or pen, the saddest are these, ‘It might have been.”
― John Greenleaf Whittier
So, take action now and do your best in accordance with what you have planned before