Hidup Untuk Saat Ini, Berkarya Untuk Masa Depan

Dear Planners,

Banyak orang berkata bahwa Kita hidup untuk masa kini, bukan (di) masa depan.

Pernyataan ini benarlah adanya. Karena kalau Kita hidup di masa depan, maka kerjaan Kita hanya melamun dan membayangkan sesuatu di masa depan yang belum terjadi, tanpa berbuat apa-apa.

Pernyataan yang paling tepat adalah Kita hidup untuk saat ini. Kita akan melihat kenyataan di depan mata Kita. Namun perlu diingat bahwa apa yang terjadi besok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, 5 tahun atau 10 tahun lagi merupakan masa depan dibandingkan hari ini. Kalau Kita memiliki mesin waktu yang membawa Kita ke 10 tahun yang akan datang, maka 10 tahun lagi merupakan saat ini juga. Jadi bila dikatakan hidup untuk saat ini, maka artinya hidup untuk 10 tahun ke depan.

Apa yang dapat Kita pelajari? Bahwa masa depan akan menjadi masa kini. Perbedaan nya hanya terletak di waktu saja. Apa yang Kita anggap akan terjadi di masa depan masih lama, maka lambat laun akan menjadi persis di depan mata. Jadi apapun yang Anda lakukan saat ini, akan memiliki kontribusi di masa depan. Termasuk bila Anda melakukan sesuatu untuk masa depan Anda dari sekarang, maka ibarat menabung, Anda pasti akan menerima konsekuensi nya di masa depan. Namun konsekuensi nya tentu bersifat positif dibanding Anda tidak melakukan apapun.

Jadi mana pilihan Anda? Hidup saat ini dan masa depan bagaimana nanti? Atau hidup untuk masa depan saja tanpa peduli masa kini? Atau hidup untuk masa kini dan berkarya pula untuk masa depan?

Pilihan dan konsekuensi di tangan Anda masing-masing.

Selamat Beristirahat..

Asuransi Jiwa Sebagai Salah Satu Wujud Cinta Terhadap Keluarga

Dear Planners,

Mungkin beberapa orang diantara Anda merasa aneh dengan judul diatas. Pada umumnya orang tua memberikan wujud cinta kepada keluarga berupa benda materi (seperti rumah yang nyaman, kendaraan, jalan-jalan ke luar negri, makan di tempat mewah, dan sebagainya) atau berupa non materi seperti pendidikan anak yang terbaik, liburan dan waktu bersama keluarga yang berkualitas, dan sebagainya. Apa hubungannya dengan Asuransi Jiwa?

Mari Kita lihat berdasarkan kisah dibawah ini :

Bapak Ali saat ini berusia 35 tahun, menikah dengan istri idamannya yang berusia 34 tahun. Mereka dikaruniai 2 orang anak, putra berusia 5 tahun dan seorang putri berusia 2 tahun. Bapak Ali bekerja di perusahaan swasta terkemuka di Indonesia. Posisi nya cukup baik dengan penghasilan bersih sekitar Rp 20.000.000/bln. Karena merasa penghasilan dan tunjangan keluarganya cukup, maka Bapak Ali melarang istrinya untuk bekerja mencari nafkah. Istrinya ditugaskan untuk membimbing kedua anaknya di rumah saja bersama seorang asisten rumah tangga. Kehidupan mereka lancar-lancar dan tergolong nyaman dimata orang lain. Pasangan ini berencana memberikan pendidikan yang terbaik bagi kedua anaknya di luar negri sampai minimal S2. Masa pensiun pak Ali dan istri direncanakan akan dihabiskan di sebuah pulau di luar negri, bersantai menghabiskan waktu setelah sekian lama bekerja keras. Usia pensiun diPerusahaan tempat pak Ali bekerja adalah 55 tahun. Uang pensiun dijanjikan sebesar 1 Milyar. Suatu ketika datang agen asuransi jiwa untuk menawarkan Bapak Ali untuk memiliki sebuah produk asuransi jiwa sebagai bukti cinta terhadap keluarga nya. Namun karena fasilitas kesehatan di kantornya sudah mengcover semua biaya kesehatan, maka pak Ali dengan tegas menolak. Selain itu Ia merasa diri nya sehat serta rajin olah raga. Bicara tentang uang meninggal pun Ia tidak nyaman, karena terkesan seperti akan meninggal cepat. Waktu terus berlalu, 2 tahun kemudian, saat perjalanan pulang dari kantor, mobil yang pak Alu tumpangi mengalami musibah kecelakaan dan nyawa pak Ali tak tertolong. Istri pak Ali serta kedua anaknya sangat sedih kehilangan sosok suami dan ayah yang sangat baik dan perhatian. Beberapa bulan berlalu kesedihan sudah lebih berkurang, namun istri almarhum pak Ali mulai gelisah, rekening tabungan nya mulai berkurang tanpa pemasukan. Saldo total aset nya kurang dari 3 Milyar, sedangkan mereka berencana memerlukan uang sekitar 10 Milyar untuk memenuhi kebutuhan  impian nya, terutama untuk pendidikan anak-anak. Sang istri mulai berpikir untuk bekerja untuk mencari nafkah supaya impian mereka tetap terlaksana, minimal untuk kedua anaknya.

Berkaca dari kisah tersebut, beberapa diantara Anda mungkIn pernah mendengar langsung kisah yang mirip seperti cerita tersebut, atau bahkan sudah mengalaminya. Nah seumpama waktu dulu, almarhum pak Ali bersedia memiliki asuransi jiwa dengan uang perTanggungan yang sesuai kebutuhan, seandainya 5 atau bahkan 10 Milyar, maka mungkin Sang istri tidak perlu bekerja dan dapat menikmati gaya hidup sePerti sedia kala. Inilah bentuk rasa cinta kepada keluarga Anda. Karena asuransi jiwa dibeli bukan untuk mendoakan seseorang cepat meninggal, namun karena masih ada orang atau keluarga yang harus hidup walau sang pencari nafkah tiada.

Namun manajemen atau penilaian berapa uang pertanggungan dan manfaat asuransi yang tepat, perlu perencanaan yang baik. Inilah gunanya tenaga perencana keuangan. Konsultasilah dengan mereka untuk merencanakan masa depan Anda.

Selamat Beraktivitas

Selamat Datang Bulan Cinta

Selamat Pagi Planners,

Bulan Januari telah berakhir, bulan Februari telah tiba. Bulan Februari selalu diidentikkan dengan bulan penuh cinta. Mengapa? Karena ada Hari Kasih Sayang disana, yang Kita jenal dengan Hari Valentine.

Terlepas dari kontroversi mengenai perayaan hari Valentine tersebut, sudah selayaknya bila setiap waktu diisi dengan Kasih Sayang. Kasih sayang kepada semua orang (mulai dari diri sendiri, keluarga, saudara, teman, orang yang tidak Kita kenal, sampai orang yang Kita benci), dan semua makhluk hidup lainnya seperti semua jenis hewan.

Sudahkah Kita memberikan kasih sayang yang tulus kepada semua orang, terutama keluarga yang Kita kasihi? Apa bukti ketulusan Anda? Salah satu bukti cinta kepada keluarga adalah memiliki polis asuransi jiwa. Kenapa? Simak pembahasannya siang ini.

Selamat aktivitas.

Kejujuran

Malam planners..

“Said honestly because honesty is the best currency wherever you are.”

Berkatalah jujur karena kejujuran merupakan mata uang terbaik dimanapun Anda berada.

Financial Education (10) : Cermat Berencana, Pensiun Ceria

Siang planners..

Semua orang, jika diizinkan oleh Tuhan, maka akan mengalami masa tua, masa dimana menjadi pilihan kita apakah akan tetap bekerja membanting tulang, atau mengambil masa pensiun.

Mengapa harus mempersiapkan dana pensiun?

Pensiun bisa jadi merupakan fase menyenangkan yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Tapi, mempunyai masa pensiun yang menyenangkan tidak semudah yang dibayangkan, dibutuhkan perencanaan yang matang.

Banyak orang yang memasuki usia pensiun namun merasa belum siap karena kurangnya dana yang dibutuhkan selama masa pensiun atau tidak tau harus berbuat apa untuk mengisi masa pensiun. Bagi Anda yang sekarang berada di usia produktif dan hidup dengan menghambur-hamburkan uang tanpa pernah berpikir untuk masa depan terutama merencanakan dana pensiun, bisa dikatakan Anda akan menyesal.

Dibutuhkan pengorbanan untuk bisa mempunyai masa pensiun yang menyenangkan, pertimbangkan hal ini :

  • Jika dari usia 25 tahun sampai usia 55 tahun (usia pensiun) Anda berinvestasi sebesar 200 ribu rupiah setiap bulannya pada instrumen investasi (akan kita bahas pada topik “Belajar Investasi’) dengan rata-rata bunga/bagi hasil 10% per tahun, Anda akan mempunyai 450 juta rupiah untuk dana pensiun.
  • Jika Anda tunda dan baru memulai di usia 35 tahun, dengan investasi yang sama, Anda akan mempunyai dana 150 juta rupiah.
  • Dan jika Anda memulai di usia 45 tahun, Anda hanya akan mempunyai 40 juta rupiah saja.

Ada beberapa alasan mengapa merencanakan dana pensiun semakin diperlukan :

  1. Kebutuhan hidup yang semakin bertambah dan harga yang terus meningkat
  2. Usia harapan hidup masyarakat Indonesia lebih panjang dari saat ini
  3. Bertambahnya usianya membuat semakin rentan terhadap penyakit, yang tentu membutuhkan biaya
  4. Adanya sikap tidak ingin bergantung pada anak dan sanak saudara.

Langkah-langkah perencanaan dana pensiun

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai perencanaan dana pensiun, diantaranya :

  1. Ketika memasuki masa pensiun, biasanya biaya hidup akan berkurang cukup signifikan, dapat mencapai 50% dari biaya hidup sebelum pensiun, hal ini terjadi karena :
    • Tanggungan (anak-anak) telah selesai sekolah, menikah, dan keluar dari rumah.
    • Sebagian besar anak sudah tidak di rumah, maka dapat pindah ke rumah yang lebih kecil
    • Tidak perlu ke kantor sehingga biaya-biaya yang berhubungan dengan kantor akan menurun. Contoh : bensin, supir, pemeliharaan kendaraan, pulsa, dsb.
  2. Akan tetapi terdapat peningkatan di sisi asuransi kesehatan karena dengan semakin bertambahnya usia, semakin rentan terhadap penyakit. Oleh sebab itu, harus dilihat lebih teliti masalah penyakit, terutama penyakit menurun dalam sejarah keluarga, seperti diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, kanker, dll.

Berikut langkah-langkah perencanaan dana pensiun :

  1. Hitung kebutuhan biaya hidup per bulan.
  2. Kalkulasi kebutuhan tersebut di masa yang akan datang (saat usia kita pensiun) dengan memperhitungkan inflasi.
  3. Perhitungkan jika memiliki penghasilan pensiun dari tempat lain, misal dari Jamsostek atau penghasilan pensiun dari tempat kerja.
  4. Kalkulasi tambahan penghasilan yang Anda butuhkan (kurangi no.3 dengan no.2).
  5. Buat asumsi harapan usia hidup berdasarkan riwayat hidup dan kesehatan keluarga.
  6. Estimasi kebutuhan investasi sekarang untuk memenuhi kebutuhan masa pensiun Anda.
  7. Tentukan investasi bulanan, dengan asumsi hasil investasi yang telah ditentukan di no.6, untuk memenuhi kebutuhan pensiun Anda.

Selamat Tahun Baru Imlek

Pagi planners..

Kami Tim Perencana Keuangan Champione Wealth Planner mengucapkan :

SELAMAT TAHUN BARU IMLEK 2565 bagi Anda yang merayakannya.

Semoga di tahun yang baru Tuhan menganugerahi kita semua limpahan rizki dan kesuksesan.

Aamiin..

Renungan Kesuksesan

Malam planners..

“Success does not depend on your aptitude or your altitude. It depends on your attitude.”

Sukses tidak bergantung pada bakat atau kedudukan Anda. Hal ini bergantung pada sikap Anda.

Financial Education (9) : Kuliah Atau Tidaknya Seorang Anak, Keputusan Ada Di Tangan Orang Tua

Selamat siang planners..

Jika pendidikan anak penting bagi Anda, tentu Anda akan mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk biayanya. Ada sebagian orang tua yang mengatakan bahwa sekolah atau tidaknya anak, kuliah atau tidaknya anak, itu bagaimana anaknya saja. Ya memang betul seperti itu, karena yang menjalaninya anak kita, namun sebenarnya keputusan berada di tangan orang tua.

Jika saatnya tiba anak kita kuliah dan mereka memilih untuk tidak kuliah, apa reaksi Anda? Apalagi sekarang persaingan sudah semakin ketat. Berbagai tempat lowongan kerja semakin meningkatkan persyaratan penerimaan karyawannya, begitupun jika ingin menjadi seorang wirausaha atau pebisnis, semuanya memerlukan ilmu. Melihat itu semua, Anda tentu akan menasehati anak Anda terlebih dahulu supaya mereka melanjutkan sekolahnya setinggi mungkin, bukan?

Dan kemungkinan lainnya, jika saatnya anak kita kuliah nanti, mereka datang kepada kita ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi A, namun Anda tidak siap menopang dananya, dan akhirnya dengan terpaksa Anda mengatakan pada anak Anda bahwa mereka tidak dapat kuliah.

Disini dapat dilihat bahwa sebenarnya yang memegang kendali utama, yang memutuskan seorang anak kuliah atau tidak adalah kita sebagai orang tua.

Untuk itu, selagi masih ada waktu, persiapkanlah semuanya, terutama dananya. Anda dapat mencari info tentang biaya kuliah entah itu dari saudara, teman, atau tetangga Anda yang mungkin anaknya telah lebih dahulu masuk ke perguruan tinggi. Tentu biaya di masa depan tidak akan sama dengan biaya saat ini, untuk itu Anda dapat pula berdiskusi dengan kami bagaimana cara menghitung biaya yang Anda butuhkan nantinya, berapa yang harus Anda tabung sejak saat ini, sekaligus dimana Anda dapat menyimpannya.

Salam perencanaan..

Kita Yang Memegang Kendali Atas Hidup Kita

Selamat pagi planners..

Semua yang terjadi pada kita ada di luar kendali kita. Tetapi kita bisa mengontrol reaksi dan sikap kita terhadap kejadian tersebut, apakah kita menanggapinya dengan positif atau negatif.

Dan dengan kemampuan kita mengendalikan sikap dan reaksi kita ini, berarti kita mampu mengendalikan situasi hidup dan bukan sebaliknya, dikendalikan oleh segala sesuatu di luar kita.

– Brian Tracy –

Renungan Finansial

Malam planners..

Tujuan keuangan jangka panjang lama kelamaan akan menjadi tujuan keuangan jangka pendek jika Anda terus menerus menunda untuk mempersiapkannya.